Mohon tunggu...
Yusril mahendra Adam
Yusril mahendra Adam Mohon Tunggu... Pramugara - Wirasuwasta

Berkarya tanpa merugikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah di Perbukitan

3 April 2023   09:37 Diperbarui: 3 April 2023   09:39 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana senja mulai merangkak masuk ke dalam rumah tua di perbukitan itu. Rara, seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan tugas akhir, merasa kebingungan karena laptopnya tidak bisa menghidupkan. Ia lalu memutuskan untuk istirahat sejenak dan meminum secangkir teh di teras rumah.

Namun, saat Rara kembali ke dalam rumah, ia merasa ada yang aneh. Lampu-lampu mati dan seolah-olah ada seseorang yang mengintip dari balik pintu. Rara merasa tidak nyaman dan mulai berjalan ke arah pintu keluar, tapi tiba-tiba ia melihat bayangan hitam di depannya. Rara menjerit ketakutan dan berusaha untuk keluar dari rumah tersebut, namun ia terjebak dalam rumah itu.

Saat berjalan ke dalam rumah, Rara melihat beberapa kamar yang kosong dan gelap. Namun, ketika ia memasuki ruang tamu, ia melihat seorang wanita tua duduk di kursi besar. Wanita itu tersenyum padanya dan meminta Rara untuk duduk di dekatnya.

Rara merasa ketakutan dan mencoba untuk keluar dari rumah itu. Namun, pintu-pintu dan jendela-jendela tertutup rapat dan ia tidak bisa keluar dari rumah itu. Ia merasa tertekan dan berusaha untuk mencari jalan keluar.

Beberapa jam kemudian, Rara menemukan sebuah buku harian di kamar tidur utama. Di dalam buku harian itu tertulis kisah seorang wanita tua yang meninggal di rumah itu. Wanita itu merasa kesepian dan tidak punya siapa-siapa di akhir hayatnya. Ia berharap bisa mendapatkan teman, bahkan jika itu hanya untuk sejenak.

Rara merasa takut dan mulai berteriak meminta bantuan. Namun, suaranya tidak terdengar oleh siapa pun. Ia merasa kesepian dan terjebak dalam rumah itu, seperti wanita tua yang meninggal di dalamnya.

Hingga akhirnya, saat matahari terbit, Rara ditemukan oleh seorang petugas keamanan yang melintas di dekat rumah itu. Rara keluar dari rumah itu dengan tergopoh-gopoh dan menangis ketakutan. Ia menyerahkan buku harian itu kepada petugas keamanan dan meninggalkan rumah itu dengan hati yang berat.

Sejak saat itu, Rara tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah tua di perbukitan itu. Dan hingga kini, rumah itu tetap menjadi misteri dan menjadi tempat yang menakutkan bagi siapa saja yang mencoba untuk mendekatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun