Menulis artikel, buku, cerpen, puisi, novel, atau esay membutuhkan amunisi. Amunisi menulis itu bernama "motivasi".Â
Menurut Robbins dalam (Irviani & Fauzi, 2018) "Motivasi sebagai proses yang menyebabkan (intensity), arahan (direction), dan usaha terus menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan". Sedangkan  Stefan Invanko dalam (Hamli Arif Yusuf, 2018) "mendefinisikan motivasi sebagai keinginan dan energi seseorang yang diarahkan untuk mencapaian suatu tujuan.Â
Motivasi adalah sebab dari tindakan". Selanjutnya, menurut Hasibuan dalam (Sutrisno, 2017) "Mengemukan bahwa motivasi adalah perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai".
Dengan merujuk berbagai pengertian motivasi di atas, maka dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan yang ingin dicapainya. Atau dengan ungkapan lain motivasi adalah upaya untuk mencapai target.
Seseorang mahir menulis disebabkan tiga hal. Pertama, ada keinginan kuat untuk belajar menulis. Kedua, kerja keras untuk mewujudkan keterampilan menulis. Ketiga, yang bersangkutan memiliki bakat menulis. Bakat menulis cukup satu persen, 99 persennya berlatih menulis dan senang membaca tulisan orang lain. Dengan memiliki tiga landasan awal menulis, dipastikan yang bersangkutan akan bisa mahir dalam menulis.
Saya sendiri sudah mempraktikan ketiga hal tersebut. Hasilnya luar biasa, hingga hari ini saya masih konsisten terus menulis seraya menyebakan virus menulis kepada sesama penulis. Jika mengurut pengalaman saya pribadi, menulis diberbagai media cetak ternyata mampu menghasilkan uang jutaan rupiah setiap  bulan.Â
Ketika saya menjadi mahasiswa Universitas Pasundan Bandung, saya produktif menulis. Hasilnya? Saya bisa bayar SPP pada setiap semesternya. Ketika saya ingin menikah tetapi belum memiliki uang, menulis jadi jalan keluarnya. Tiga bulan sebelum menikah saya mengirim naskah cerbung anak ke HU Pikiran Rakyat. Eh, alhamdulilah tulisan saya  dimuat. Honornya lumayan besar. Akhirnya, saya bisa menikah. Mahar dan pernak pernik pernikahan wasilahnya  dari honor tulisan HU Pikiran Rakyat. Pernikahan saya tidak menjadi beban orang tua di kampung. Semua biaya pernikahan murni dari honor tulisan.Â
Ketika ada lomba guru berprestasi tingkat nasional saya mengajukan  berbagai bukti tulisan yang sudah dimuat di surat kabar dan majalah. Hasilnya? saya juara satu tingkat nasional. Negara memberi reward kepada saya sebesar Rp 10.000.000,00 dari dinas pendidikan kabupaten Majalengka, Rp 10.000.000,00 dari dinas pendidikan propinsi dan Rp 30.000.000,00 dari Kemendikbud. Itu belum termasuk bonus yang diperoleh, seperti tas, baju, batik, leptop dll. Â
Selain itu saya mendapat penghargaan sebagai guru internasional PMCA mewakili duta bangsa Indonesia pada tahun 2017 dari Thailand. Adapun branding yang saya bawa di kancah internasional tersebut, yakni literasi. Ya, tentang menulis dan teknik mengembangkan keterampilan menulis untuk siswa, guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Berapa reward dari  PMCA Thailand? Wow pokoknya ... heheheh. Subhanalah. Segala puji milik Allah yang telah memberikan rejeki banyak kepada saya dan keluarga.
Catatan Akhir