"Kapan waktu yang efektif untuk menulis artikel?" tanya seorang pembaca Kompasiana via WhatsAap.Â
Membaca pertanyaan tersebut saya sedikit mengerutkan dahi. Masalahnya, pertanyaan itu ringan tapi susah untuk dijawab secara komprehensif. Asumsinya, setiap orang berbeda-beda dalam proses kreatifnya. Meskipun demikian, ada beberapa rambu-rambu yang bisa digunakan sebagai alternatif jawaban dari pertanyaan di atas.
Sebelum saya menjawab pertanyaan di awal tulisan, saya ingin menceritakan terlebih dahulu proses kreatif seorang Dr. Hendry Guntur Tarigan. Â Dr. Hendry Guntur Tarigan merupakan seorang dosen UPI Bandung. Beliau dosen Bahasa dan Sastra Indonesia yang sangat produktif menulis buku ajar untuk mahasiswanya.Â
Berdasarkan informasi yang saya peroleh, beliau sangat disiplin dalam menulis. Salah satu buktinya, Â banyak buku yang sudah diterbitkan oleh beliau. Salah satu buku kategori best seller yaitu buku ajar Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk konsumsi mahasiswa perguruan tinggi dan umum.Â
Terlepas dari profesinya sebagai dosen Bahasa dan Sastra Indonesia, ada sisi lain yang sangat menarik dari beliau. Apa itu? Ya proses kreatif beliau dalam menulis buku. Setiap pagi, bada subuh beliau disiplin menulis naskah buku. Ya, setiap hari bada subuh. Meskipun beliau bukan seorang muslim, tetapi disiplin menulis bada subuh menjadi ciri khas beliau.
Saya sendiri belum bisa mengikuti jejak beliau. Saya menulis artikel pun masih berdasarkan kondisi dan situasi. Ketika mood lagi turun, secepatnya saya banyak membaca artikel karya orang lain. Pola demikian sangat membantu saya untuk terus istikomah menulis. Nah, dari paparan ini apakah Anda sudah memiliki waktu khusus dalam  menulis seperti Dr. Hendry Guntur Tarigan?
Catatan Akhir
"Kapan waktu yang efektif untuk menulis artikel?" Berdasarkan paparan singkat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa waktu yang tepat untuk menulis artikel ada dua jenis. Pertama, memiliki jam khusus untuk menulis. Kedua, berdasarkan mood. Proses kreatif seseorang dalam menulis sangat tergantung kebiasaan masing-masing penulis. Artinya dalam menulis setiap orang memiliki ciri khas yang berbeda.Â
Majalengka, 22 April 2022
Tulisan ke-27 dari 1000 tulisan yang akan disajikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H