Senang menulis sih sejak duduk dibangku SMP Negeri Cigasong Kabupaten Majalengka. Namun, mulai berani mengirim naskah ke media cetak sejak duduk di bangku Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Majalengka. Itu pun awalnya senang mengisi majalah dinding (Mading) di SPG.Â
Banyak rekan-rekan saya yang membaca atau sekedar melihat tulisan saya di mading. Di antara mereka ada yang memberi komentar baik. Ada juga yang cuek bebek. Bagi saya tidak masalah. Semua komentar menjadi sarana evaluasi dalam berkarya.
Setelah memiliki keberanian mengirim tulisan ke mading, selanjutnya saya mencoba mengirim tulisan ringan ke tabloid Mitra Desa. Tabloid Mitra Desa merupakan tabloid yang terbit sepekan sekali di bawah naungan group HU Pikiran Rakyat Bandung.Â
Awalnya saya hanya mengirim gambar kartun dan humor di tabliod tersebut. Eh, ternyata dimuat. Honorarium pun tiba via wesel ke sekolah. Nah, sejak itu saya kecanduan mengirim karya tulis ke media cetak.
Ngintip Visi Misi Media Cetak
Pelan tapi pasti selanjutnya saya mengirim puisi, cerpen, berita sekolah dan coba-coba menulis artikel. Eh, dimuat juga! Akhirnya saya merasa nyaman dengan tulis menulis tersebut.Â
Dari naskah ringan seperti itu selanjutnya saya memberanikan diri mengirim artikel ke media cetak nasional. Eh, dimuat juga! Alhamdulilah.Â
Wesel pun berdatangan ke sekolah. Guru-guru di SPG Neeri Majalengka  mendorong saya terus menulis. Akhirnya, semasa kuliah pun saya tetap menulis. Saya bisa lulus kuliah sebagiannya dari honorarium menulis diberbagai media cetak lokal dan nasional.
Suksesnya saya terjerumus ke dalam dunia  tulis menulis gara-garanya dapat honorarium. Jadi, motivasi awal saya menulis karena  ada honornya. Ya, begitulah realnya.Â
Namun, seiring waktu saya terus belajar, ikut pelatihan tulis menulis dan banyak membaca. Hasilnya, saya semakin banyak ilmu kepenulisan.
Sejak saat itu, saya pun ikut komunitas para penulis. Alhamdulilah dari sana saya banyak memperoleh pengetahuan tambahan tentang jurnalistik.
Catatan Akhir
Hal lain yang ingin saya kemukakan pada kesempatan ini berkaitan dengan jurnalistik adalah trik cara "ngintip" visi misi media cetak agar artikel bisa dimuat terus menerus.Â
Sebagaimana saya kemukakan beberapa waktu lalu di Blog Kompasiana ini. Salah satu syarat agar tulisan artikel kita dimuat harus mengetahui visi misi media tersebut.Â
Bagaimana triknya? Â
Pertama, bacalah media cetak tersebut setiap hari minimal selama satu bulan secara istiqomah.Â
Kedua, perhatikan rubrik yang disajikan media tersebut.Â
Ketiga, pelajari secara teknis model tulisan dan gaya kepenulisan media tersebut.
Keempat, kaji secara cermat berapa jumlah kata artikel yang dibutuhkan. Demikian, pengalaman saya sebagai penulis frelance ketika "ngintip" visi dan misi media cetak sehingga tulisan saya berhasil dimuat terus menerus. Semoga menginspirasi.
Majalengka, 12 April 2022
Tulisan ke-17 dari 1000 tulin yang akan disajikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI