Mohon tunggu...
Encep Nurdin S.Pd
Encep Nurdin S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Saya seorang guru Biologi alumni dari UNPAS Tahun 2001 yang mempunyai hobby sebagai Fotografer, Membaca dan Menulis, Videografer dan Editor untuk konten-konten film pendek, video tutorial, Fotografer Wedding dan lain-lain. Selain itu saya juga seorang penulis Artikel dan sedang belajar menulis puisi dengan tema bebas yang berhubungan dengan kemanusiaan serta menyukai traveling, camping dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Contact Person : 0881022164165

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Strategi Efektif untuk Menangani Oknum Wartawan yang Mengintimidasi Sekolah

30 Agustus 2024   15:38 Diperbarui: 30 Agustus 2024   15:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tolak Pemerasan dan Pemaksaan. Sumber Foto. https://indonesiakini.go.id/berita/9442903/14-pelaku-pemerasan-ditangkap-polisi-di-wilayah-tangerang

"Menangani Intimidasi di Sekolah: Strategi Efektif Menghadapi Oknum Wartawan yang Memaksa"

Assalamualaikum.Wr.Wb perkenalkan nama saya Encep Nurdin, saya seorang guru di SMAN 1 PARONGPONG Kabupaten Bandung Barat, pada kesempatan ini saya ingin membahas mengenai sebuah kebiasaan buruk yang dilakukan oleh "OKNUM" yang mengatasnamakan wartawan dari media massa tertentu terutama di lingkungan satuan pendidikan. hal ini bisa membuat citra wartawan di Indonesia tercoreng kalau tidak ada tindakan yang tegas dari pihak sekolah, saya ambil contoh kasus seperti dibawah ini.

Misalnya ada oknum yang mengatasnamakan seorang wartawan datang ke sekolah dan menjual koran atau menawarkan suatu barang untuk dibeli oleh sekolah secara paksa, itu termasuk tindakan yang tidak etis dan dapat dianggap sebagai bentuk pemaksaan atau pemerasan, namun secara teknis, hal ini mungkin tidak masuk kategori "pungutan liar" (pungli) yang biasanya melibatkan pihak internal sekolah atau institusi pendidikan yang memungut biaya secara tidak sah.

Namun, tindakan tersebut tetap tidak benar karena:

1. Pemaksaan: Menjual koran secara paksa melibatkan unsur pemaksaan yang melanggar prinsip sukarela dalam transaksi. Ini bisa dianggap sebagai bentuk pemerasan karena pihak yang membeli merasa terpaksa atau diancam.

2. Gangguan di Lingkungan Pendidikan: Kehadiran orang luar yang menjual produk secara paksa di lingkungan sekolah mengganggu proses pendidikan dan menciptakan situasi yang tidak nyaman bagi siswa dan staf sekolah.

3. Tidak Sesuai dengan Fungsi Pendidikan: Lingkungan sekolah seharusnya bebas dari aktivitas komersial yang tidak terkait dengan pendidikan, apalagi jika dilakukan dengan cara yang tidak etis.

Jika terjadi tindakan semacam ini, pihak sekolah sebaiknya melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas berwenang untuk diambil tindakan lebih lanjut. Pihak sekolah juga perlu menjaga lingkungan pendidikan agar tetap kondusif dan bebas dari pengaruh eksternal yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.

Jika ada oknum wartawan yang datang ke sekolah dan memaksa membeli koran atau kalender yang dibawanya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Tetap Tenang dan Sopan

  • Saat menghadapi situasi ini, usahakan tetap tenang dan sopan. Hindari konfrontasi langsung yang dapat memperburuk situasi.

2. Menolak dengan Tegas

  • Tolak dengan tegas namun sopan. Jelaskan bahwa sekolah tidak bisa melakukan transaksi tanpa melalui prosedur yang benar. Misalnya, katakan bahwa setiap pembelian di sekolah harus melalui persetujuan resmi atau keputusan komite sekolah.

3. Hubungi Pihak Berwenang di Sekolah

  • Segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang di sekolah, seperti kepala sekolah atau guru. Mereka memiliki wewenang untuk menangani situasi tersebut.

4. Catat Identitas dan Informasi

  • Jika memungkinkan, catat identitas oknum wartawan tersebut, termasuk nama, media yang diwakilinya, dan nomor kontak. Hal ini bisa menjadi bukti jika diperlukan untuk tindakan lebih lanjut.

5. Minta untuk Menemui Kepala Sekolah

  • Anda bisa meminta oknum tersebut untuk berbicara langsung dengan kepala sekolah atau pihak administrasi. Ini bisa menjadi cara untuk menghindari tekanan langsung pada Anda atau siswa.

6. Laporkan ke Otoritas yang Berwenang

  • Jika tindakan tersebut terus berlanjut atau mengancam, Anda bisa melaporkan oknum tersebut ke otoritas yang lebih tinggi, seperti Dinas Pendidikan, kepolisian, atau asosiasi pers setempat.

7. Sosialisasi dan Peringatan Internal

  • Berikan sosialisasi kepada seluruh staf dan siswa di sekolah mengenai cara menghadapi situasi seperti ini. Pasang peringatan atau pengumuman di sekolah agar semua pihak waspada terhadap kegiatan yang tidak diizinkan.

8. Gunakan Pengamanan Sekolah

  • Pastikan sekolah memiliki sistem keamanan yang baik, seperti petugas keamanan yang bisa mencegah orang luar masuk tanpa izin atau melakukan tindakan yang merugikan.

Dengan langkah-langkah ini, sekolah dapat melindungi diri dari praktik pemaksaan atau kegiatan yang tidak etis, dan menjaga lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi semua orang.

Pada poin 5, minta untuk menemui kepala sekolah. Bagaimana kalau kepala sekolahnya takut menghadapi oknum wartawan tersebut?

Jika kepala sekolah merasa takut atau enggan menghadapi oknum wartawan yang memaksa, penting untuk mengambil langkah-langkah yang dapat membantu mengatasi situasi tersebut tanpa menimbulkan risiko lebih lanjut. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Beri Dukungan kepada Kepala Sekolah

Berikan dukungan moral dan praktis kepada kepala sekolah. Misalnya, anggota staf atau guru bisa bersama-sama menghadapi wartawan tersebut agar kepala sekolah tidak merasa sendirian.

2. Laporkan ke Otoritas yang Lebih Tinggi

Jika kepala sekolah merasa takut atau terintimidasi, Anda bisa melaporkan kejadian tersebut langsung ke Dinas Pendidikan atau otoritas yang lebih tinggi di wilayah Anda. Mereka memiliki wewenang untuk melindungi sekolah dari tekanan eksternal.

3. Libatkan Komite Sekolah atau Komite Orang Tua

Libatkan komite sekolah atau komite orang tua siswa untuk mendukung kepala sekolah. Komite ini dapat menjadi perantara dalam menyelesaikan masalah, serta memberikan dukungan kolektif yang lebih kuat.

4. Hubungi Lembaga Perlindungan Pers

Jika wartawan tersebut berasal dari media yang diakui, hubungi lembaga atau asosiasi pers seperti Dewan Pers. Mereka dapat menindak wartawan yang menyalahgunakan profesinya.

5. Gunakan Pendekatan Hukum

Jika tekanan dari oknum wartawan sudah masuk ke ranah pemerasan atau intimidasi, pertimbangkan untuk melibatkan pihak kepolisian. Kepala sekolah atau pihak sekolah dapat berkonsultasi dengan penasihat hukum untuk mengambil langkah hukum yang diperlukan.

6. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan

Sekolah dapat mengadakan pelatihan bagi kepala sekolah dan staf tentang cara menghadapi intimidasi atau pemerasan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.

7. Kerjasama dengan Komunitas

Libatkan komunitas atau tokoh masyarakat setempat untuk membantu menangani masalah ini. Dukungan dari komunitas dapat memberikan rasa aman dan memperkuat posisi kepala sekolah.

8. Dokumentasikan Insiden

Dokumentasikan semua interaksi dengan oknum wartawan tersebut, termasuk catatan tertulis, rekaman percakapan (jika legal di wilayah Anda), dan saksi mata. Dokumentasi ini bisa menjadi bukti penting jika situasi perlu dilaporkan lebih lanjut.

9. Pertimbangkan Mediasi

Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan pihak ketiga yang netral sebagai mediator untuk menyelesaikan masalah tanpa konflik lebih lanjut. Ini bisa dilakukan dengan melibatkan pihak luar seperti tokoh masyarakat atau mediator profesional.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat membantu kepala sekolah merasa lebih aman dan didukung dalam menghadapi situasi yang sulit, serta melindungi integritas dan keamanan sekolah.

Intinya jika ada oknum seperti itu ke sekolah, maka Kepala sekolah yang harus tegas dan berani bukan menghindar dan sembunyi dari masalah tersebut. Masalah itu dihadapi bukan ditakuti, kalau kepala sekolah tidak punya nyali untuk menghadapi masalah seperti itu maka "layak dipertanyakan kenapa bisa terpilih sebagai kepala sekolah?" jangan-jangan terpilih sebagai kepala sekolah lewat jalur orang dalam tidak berdasarkan skill yang dimilikinya. Semoga kebiasaan oknum wartawan yang suka tiba-tiba datang ke sekolah dan menjual koran ini bisa dihapuskan biar rezekinya halal, berantas pemerasan dan pemaksaan terhadap satuan pendidikan.

Semoga bermanfaat untuk rekan-rekan pembaca setia Kompasiana semuanya

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun