Mohon tunggu...
Encep Nurdin S.Pd
Encep Nurdin S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Saya seorang guru Biologi alumni dari UNPAS Tahun 2001 yang mempunyai hobby sebagai Fotografer, Membaca dan Menulis, Videografer dan Editor untuk konten-konten film pendek, video tutorial, Fotografer Wedding dan lain-lain. Selain itu saya juga seorang penulis Artikel dan sedang belajar menulis puisi dengan tema bebas yang berhubungan dengan kemanusiaan serta menyukai traveling, camping dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Contact Person : 0881022164165

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Cinta di Tengah Teknologi

27 Agustus 2024   20:50 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:51 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salwa dan James memilih untuk tidak membiarkan teknologi mendikte hubungan mereka. Mereka menggunakan teknologi sebagai alat untuk mendukung cinta mereka, bukan sebagai penghalang. Mereka lebih memilih untuk fokus pada momen-momen berhjames yang mereka habiskan bersama di dunia nyata daripada terjebak dalam ilusi dunia maya.

Menutup Bab "Masa Depan yang Tak Pasti"

Cinta Salwa dan James di era 4.0 masih terus berlanjut. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun mereka berjanji untuk selalu berusaha yang terbaik. Mereka sadar bahwa di dunia yang terus berubah, mereka juga harus terus beradaptasi. Namun, satu hal yang mereka yakini adalah bahwa cinta yang mereka miliki akan selalu menjadi landasan yang kuat dalam menghadapi segala perubahan.

Di masa depan, mungkin akan ada teknologi baru yang lebih canggih, yang akan mengubah cara kita berinteraksi dan mencintai. Namun, Salwa dan James percaya bahwa esensi cinta tetaplah sama. Cinta adalah tentang kepercayaan, komitmen, dan pengertian, yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh teknologi apa pun.

Mereka memutuskan untuk menjalani hidup mereka dengan penuh rasa syukur, menikmati setiap momen yang mereka miliki bersama, dan terus belajar satu sama lain. Bagi mereka, cinta di era 4.0 bukanlah tentang mengikuti tren atau memanfaatkan teknologi terbaru, tetapi tentang menjaga hubungan yang autentik, tulus, dan bermakna.

Epilog "Sebuah Refleksi"

Kisah Salwa dan James adalah potret dari kehidupan remaja SMA di era 4.0. Kisah ini menggambarkan bagaimana teknologi telah mengubah cara kita mencintai, namun juga menunjukkan bahwa di balik semua perubahan tersebut, nilai-nilai dasar cinta tetaplah abadi. Remaja masa kini mungkin memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan cinta mereka, tetapi pada akhirnya, mereka juga mencari hal yang sama: kepercayaan, pengertian, dan cinta yang tulus.

Era 4.0 menawarkan berbagai kemudahan dan tantangan, namun pada akhirnya, keberhasilan suatu hubungan tergantung pada bagaimana kita menyeimbangkan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata. Seperti Salwa dan James, kita semua bisa belajar untuk menggunakan teknologi dengan bijak, sambil tetap memelihara hubungan yang autentik dan bermakna di dunia nyata. Karena pada akhirnya, cinta sejati tidak ditentukan oleh berapa banyak "like" yang kita terima di media sosial, tetapi oleh berapa banyak momen berhjames yang kita bagikan dengan orang yang kita cintai di dunia nyata.

"Kisah Salwa dan James mungkin hanyalah satu dari banyak kisah cinta di era 4.0, namun kisah mereka mengingatkan kita bahwa di tengah semua perubahan, cinta tetaplah cinta"

SMAN 1 PARONGPONG, 27 Agustus 2024

20.00 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun