Mohon tunggu...
Encep Nurdin S.Pd
Encep Nurdin S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Saya seorang guru Biologi alumni dari UNPAS Tahun 2001 yang mempunyai hobby sebagai Fotografer, Membaca dan Menulis, Videografer dan Editor untuk konten-konten film pendek, video tutorial, Fotografer Wedding dan lain-lain. Selain itu saya juga seorang penulis Artikel dan sedang belajar menulis puisi dengan tema bebas yang berhubungan dengan kemanusiaan serta menyukai traveling, camping dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Contact Person : 0881022164165

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Cinta di Tengah Teknologi

27 Agustus 2024   20:50 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:51 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamua'laikum. Wr.Wb... Perkenalkan nama saya Encep Nurdin, saya seorang guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG. Pada kesempatan kali ini saya ingin menulis sebuah kisah percintaan ditengah deraan teknologi era 4.0. Bagaimana kisah percintaan tersebut seiring perubahan zaman yang semakin maju dan modern, kita simak ceita dibalik kisah yang terjadi saat ini.

Era 4.0, atau sering disebut dengan Revolusi Industri Keempat, telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan mencintai. Dalam konteks ini, kisah cinta remaja SMA, yang dulunya berputar di sekitar surat cinta yang ditulis tangan, pertemuan di taman sekolah, atau panggilan telepon yang malu-malu, kini berubah menjadi interaksi digital yang kompleks dan dinamis. Mari kita telusuri bagaimana cinta remaja SMA berkembang di era 4.0, sebuah kisah yang mungkin jauh dari klise, namun tetap penuh dengan liku-liku emosi dan perjuangan. Cerita dimulai dari sebuah kisah antara Salwa dan James, nama dan lokasi merupakan ilustrasi dari penulis, bukan nama sebenarnya.

Awal yang Tak Terduga "Bertemu di Dunia Maya"

Salwa, seorang salah seorang siswi di SMA terkenal di kota Bandung Barat, tak pernah menyangka bahwa pertemuan pertamanya dengan seseorang yang istimewa akan terjadi di dunia maya. Salwa adalah tipikal remaja masa kini yang tak lepas dari gawai, menghabiskan waktu di media sosial, dan aktif dalam berbagai grup diskusi online. Meski begitu, ia tak pernah menyangka bahwa suatu hari, sebuah pesan dari seseorang yang tak dikenal di salah satu grup diskusi akan mengubah hidupnya.

Pesan itu datang dari seorang remaja laki-laki bernama James, yang baru saja bergabung dengan grup tersebut. James adalah siswa dari sekolah lain yang terletak di kota berbeda. Awalnya, percakapan mereka hanya terbatas pada topik yang dibahas di grup, namun seiring waktu, mereka mulai bertukar pesan pribadi, membicarakan hal-hal ringan, hingga akhirnya saling curhat mengenai kehidupan sekolah dan perasaan mereka.

Tak butuh waktu lama bagi Salwa untuk merasa bahwa ia menemukan seorang teman sejati dalam diri James. Percakapan mereka yang semula hanya sesekali, kini menjadi rutinitas harian. Mereka berbicara tentang segala hal, dari pelajaran matematika yang membingungkan hingga impian masa depan yang tampak jauh dari jangkauan.

Dari Obrolan Digital ke Pertemuan Nyata

Meskipun Salwa dan James merasa nyaman berinteraksi di dunia maya, mereka tahu bahwa hubungan yang hanya terjadi di balik layar gawai memiliki keterbatasan. Setelah beberapa bulan berbincang, James mengusulkan untuk bertemu langsung. Salwa ragu-ragu, bukan karena tidak ingin bertemu, tetapi karena takut bahwa perasaan yang mereka rasakan di dunia maya mungkin tidak sama saat bertemu di dunia nyata.

Namun, rasa penasaran dan keinginan untuk melihat apakah perasaan mereka nyata mengalahkan keraguan Salwa. Mereka akhirnya sepakat untuk bertemu di sebuah kafe di tengah kota, tempat yang netral dan nyaman bagi mereka berdua. Hari itu tiba, dan Salwa merasa gugup luar biasa. Ia mengenakan pakaian terbaiknya, memastikan bahwa penampilannya sesuai dengan bayangan James selama ini.

Ketika mereka akhirnya bertemu, ada momen canggung yang tak terelakkan. Namun, seiring berjalannya waktu, Salwa dan James mulai merasa lebih nyaman. Mereka menyadari bahwa meskipun dunia maya telah mempertemukan mereka, dunia nyata adalah tempat di mana hubungan mereka harus diuji. Obrolan mereka mengalir dengan lancar, dan tawa mereka mengisi ruangan kafe yang sebelumnya terasa sunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun