Mohon tunggu...
Encep Nurdin S.Pd
Encep Nurdin S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Saya seorang guru Biologi alumni dari UNPAS Tahun 2001 yang mempunyai hobby sebagai Fotografer, Membaca dan Menulis, Videografer dan Editor untuk konten-konten film pendek, video tutorial, Fotografer Wedding dan lain-lain. Selain itu saya juga seorang penulis Artikel dan sedang belajar menulis puisi dengan tema bebas yang berhubungan dengan kemanusiaan serta menyukai traveling, camping dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Contact Person : 0881022164165

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu adalah Nyanyian Abadi

17 Agustus 2024   08:53 Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu adalah Nyanyian Abadi

Di dalam hati yang sunyi,
terukir jejak rindu yang tak tampak,
seperti embun pagi yang lembut,
menyentuh lembah yang tersembunyi.

Rindu itu adalah bisikan lembut,
seperti angin yang meresap di malam,
menyentuh relung jiwa yang dalam,
meninggalkan bekas yang tak bisa hilang.

Di setiap detik yang berlalu,
jejak rindu merangkai kisah,
seperti bekas kaki di pasir pantai,
yang tersapu ombak namun tak pernah lenyap.

Hati yang sunyi adalah lautan,
di mana rindu berlayar dalam,
gelombang kecil yang menggetarkan,
adalah pelipur lara di saat sepi.

Setiap kenangan yang terukir lembut,
adalah jejak yang tak akan pudar,
meski jarak dan waktu memisahkan,
rindu tetap abadi di relung hati.

Ketika malam menjelang dan bintang bersinar,
jejak rindu bercahaya lembut,
menjadi jembatan di antara dua jiwa,
seperti sinar yang menghubungkan jauh dan dekat.

Di dalam keheningan yang membungkus,
rindu adalah lagu yang tak pernah henti,
jejaknya adalah nyanyian abadi,
menyapa hati yang sunyi, penuh makna.

Biarkan jejak rindu ini memandu,
melalui lorong-lorong penuh kenangan,
karena di dalam setiap sentuhan lembut,
ada cinta yang takkan pernah hilang.

Pagi, 17 Agustus 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun