Anak adalah titipin dari Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa, kita sebagai orang tua harus benar-benar memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah Tuhan titipkan kepada kita sebagai orang tua nya.Â
Banyak hal yang dapat membangun hubungan yang baik dengan anak, mulai dari selalu menemani kesehariannya, antar jemput anak ke sekolahnya, menemani mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru nya sampai membacakan sebuah dongeng saat mereka akan tidur. Hal ini akan membuat perasaan anak menjadi lebih tenang tatkala melihat peran yang diberikan oleh orang tuanya, mereka tidak kehilangan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya.Â
Bentuk kasih sayang itu tidak hanya berupa uang, ada yang lebih penting dari itu. Perhatian, canda tawa, berperan sebagai sahabat saat mereka sedang mebutuhkan orang di samping nya dan lain-lain.
Ada kisah menarik yang saya alami dengan kedua anak saya, dulu Ketika anak  bungsu saya masih berusia 3-4 tahun saat sedang lucu-lucunya, saya malah banyak menghabiskan waktu di sekolah tempat saya bekerja. Kebetulan saya seorang guru yang mempunyai hobi sebagai seorang fotografer, videografer dan editor. Tentu pekerjaan sampingan ini menjadi salah satu menghambat kedekatan saya dengan anak-anak.Â
Bahkan yang paling mengerikan buat saya pribadi adalah ketika anak bungsu saya lahir pada 11 April 2012, bukan saya yang mengumandangkan adzan di telinga kanannya, tapi adik saya lah yang menemani istri saat mau lahiran.Â
Saya datang saat si bungsu sudah diadzanin oleh adik saya, perasaan saya waktu itu biasa saja seperti tidak ada apa-apa. Sungguh sangat berdosa sekali kalau saya fikirkan sekarang ini, maafkan ayahmu ini nak.Â
Beranjak anak-anak, saya masih sibuk dengan hobi saya yaitu bergelut di dunia fotografi, berangkat ke sekolah dari rumah pagi jam 06.30 WIB kemudian pulang selalu selepas isya, itu saya lakukan selama bertahun-tahun.Â
Sampai tiba saatnya Alloh SWT menegur saya dengan memberikan ujian berupa sakit penyumbatan pembuluh darah, saya harus istirahat total di rumah sampai mengajukan cuti selama 6 bulan ke sekolah.Â
Mungkin ini cara Alloh SWT untuk mendekatkan saya dengan keluarga, sedih rasanya saat semua itu terjadi saya harus diam di rumah melepaskan semua aktivitas dan hobi saya selama ini. Namun saya sadar bahwa kita hidup bukan untuk mengejar itu semua, ada yang paling penting yaitu "KELUARGA".
Sejak saat itu saya mulai berusaha untuk menjadi seorang ayah yang baik untuk anak-anak, awalnya memang anak-anak susah untuk menerima saya. Mereka lebih dekat dengan bundanya, saya merasa sedih namun ini semua adalah kesalahan saya di masa lalu, seolah saya sudah menelantarkan mereka.Â