Beberapa waktu yang lalu Indonesia terkena dampak Covid-19, hal ini mengakibatkan sebagian besar terkena dampak yang sangat berat, terutama di bagian perekonomian rakyat.Â
Banyak yang terkena imbasnya, termasuk dunia pendidikan. Saya sebagai guru di SMAN 1 Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, tentu merasakan hal yang sama dengan yang lainnya, namun hal tersebut tidak akan membuat saya patah semangat dalam berkarya meskipun semua harus dilakukan dari rumah
Mulai dari persiapan materi pembelajaran, pembuatan video pembelajaran dan tugas-tugas yang semuanya dilakukan secara daring. Tentu ada kejenuhan dalam melakukan itu semua, namun saya mengatasi kejenuhan tersebut dengan mencoba bereksperimen membuat pupuk organik cair dari bahan limbah rumah tangga dan membuat pupuk kandang dengan sistem fermentasi.Â
Pupuk organik memang sangat bagus dan aman untuk digunakan, selain murah juga aman terhadap lingkungan. Kita juga bisa membuatnya sendiri dari bahan dasar limbah yang ada di sekitar kita, banyak manfaat yang dapat kita rasakan apabila proses pengolahan limbah tersebut sudah maksimal kita lakukan.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi dengan sahabat-sahabat semua tentang bagaimana cara membuat pupuk organik cair (POC) dengan memanfaatkan air cucian beras atau sering disebut dengan air leri, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Â
Pertama-tama kita harus menyiapkan bahan dasarnya yaitu air cucian beras yang pertama, kenapa harus yang pertama? Karena air cucian beras yang pertama masih banyak mengandung karbohidrat, nutrisi yang sangat cocok bagi jamur Rhizopus oligosporus berkembang dan hidup.Â
Bahan selanjutnya adalah jamur Rhizopus oligosporus itu sendiri, darimana kita bisa mendapatkan jamur tersebut? Mungkin ada sebagian sahabat yang bertanya bagaimana cara mendapatkan jamur tersebut.Â
Caranya sangat mudah sekali, untuk mendapatkan jamur tersebut kita hanya cukup menyiapkan nasi basi dari sisa makanan yang sudah tidak kita makan. Nasi basi tersebut masukan ke dalam baskom atau mangkok kemudian simpan di tempat yang lembab, jangan sampai terkena matahari langsung dan simpan selama 4 hari.Â
Bahan yang ketiga adalah gula merah, kita iris halus gula merahnya supaya lebih cepat terurai kedalam air cucian beras, gula merah merupakan makanan utama bagi jamur Rhizopus oligosporus-nya.Â
Selain gula merah, kita juga bisa menggunakan gula putih atau tetes tebu, yang jelas gula merah, gula putih dan tetes tebu merupakan makanan utama bagi jamur Rhizopus oligosporus.
Setelah bahan-bahan siap, kita masukan dulu air cucian beras ke dalam ember, saya biasanya menggunakan ember bekas cat yang 25 kg. Setelah air dimasukan kemudian kita masukkan nasi basi yang sudah mengandung jamur Rhizopus oligosporus tadi, ciri jamurnya adalah sudah berwarna orange.Â
Untuk makanan jamurnya kita masukan irisan gula merah/air gula putihnya ke dalam ember tersebut kemudian aduk-aduk airnya hingga merata.Â
Setelah itu tutup ember dengan penutupnya dan simpan di tempat yang lembab, biarkan selama 10 hari. Usahakan setiap hari kita membuka penutup embernya supaya gas di dalam ember dapat terbuang dan tidak mengembang di dalam ember.Â
Setelah 10 hari kita coba buka embernya kalau sudah tercium bau tape maka air tersebut sudah dapat dikatakan sebagai Pupuk organik cair (POC). Pemanfaatan POC tersebut dapat kita terapkan ke tanaman, tanaman yang saya tanam di pekarangan rumah adalah jenis cabe.Â
Untuk pemberian nutrisinya, saya biasa mencampurkan 1 liter POC ke dalam 10 liter air bersih atau dengan perbandingan 1:10, kemudian setelah tercampur dengan rata berikan sekitar 250 ml air campuran tadi untuk setiap tanaman cabe.Â
Berikan dengan rentang waktu 2-3 hari sekali, pengaruh yang dapat saya lihat adalah tanaman menjadi lebih subur dan daun sehat berwarna hijau.Â
Salah satu solusi dalam pengeluaran biaya pembelian pupuk organik adalah dengan membuatnya sendiri dari bahan-bahan yang sudah berupa limbah di sekitar rumah kita.Â
Selain dapat mengurangi risiko pengeluaran juga dapat mengurangi sampah terutama sampah dari rumah tangga, alangkah lebih baiknya jika sampah tersebut kita manfaatkan sebagai pupuk organik.
Lalu bagaimana cara mengaplikasikan POC tadi ke pupuk kandang agar dapat cepat terurai secara fermentasi?Â
Langkah awal dari pembuatan pupuk kandang fermentasi adalah sebagai berikut:Â
Pertama-tama kita siapkan pupuk kandangnya, pupuk yang saya gunakan adalah pupuk kandang sapi. Kemudian kita campurkan dengan sekam padi dan tanah dengan perbandingan 1:1:1.Â
Balikan campuran pupuk tersebut berulang-ulang dengan menggunakan sekop atau cangkul supaya merata, setelah itu berikan air POC yang sudah kita buat sebelumnya, dan balikan sampai merata.Â
Jangan terlalu banyak pemberian POC karena kalau terlalu banyak akan menyebabkan proses fermentasi akan berlangsung lebih lama.Â
Untuk memulai proses fermentasi pupuknya kita tutup campuran pupuk tersebut dengan plastik, terpal atau bisa juga dimasukan ke dalam karung dan simpan di tempat yang lembab.Â
Balikan campuran pupuk tersebut seminggu sekali selama 21 hari. Maka di minggu ke empat pupuk kandang tersebut sudah dapat kita gunakan sebagai media tanam, saya menggunakannya sebagai media tanaman cabe dengan menggunakan polybag memanfaatkan lahan di halaman rumah.Â
Demikian proses pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pembuatan pupuk kandang fermentasi yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat mohon maaf apabila masih banyak kekurangan di dalam proses pembuatannya.Â
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini dan selalu bisa kreatif walaupun harus beraktivitas dari rumah, terima kasih dan maju terus pertanian Indonesia.Â
Di bawah ini saya lampirkan link video Youtube lengkap tentang proses pembuatan POC, pengaplikasian POC terhadap tanaman cabe serta penerapannya dalam membuat pupuk kandang fermentasi.
Penulis : Encep Nurdin S.Pd Guru Biologi SMAN 1 PARONGPONG Kabupaten Bandung Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H