[caption id="attachment_208955" align="alignleft" width="300" caption="Gambar koleksi Negeri Seribu Cinta"][/caption]
Nyai...
Dari geliat ruh yg dihembuskan-Nya penuh kesucian
Dari dalamnya  jiwa yang padanya  diilhamkan ‘fujuroha wataqwaha’
Aku tersungkur dalam ampun pada  al-Ghaffar
Belum mampu mengelola deras debur kefasikan yang terus menampakkan keindahan dalam janjinya
Belum sanggup memutih jernihkan istiqomah taqwa yang diamanahkan
Hingga ku berlumur rindu di sekujur tubuh yg menutup pori-pori janji
Tak berdaya menahan rasa suka yang terus memapah rasa padamu .
Nyai...
Sungguh aku luluh dalam keindahanm
Walau kuyakin keindahanmu tak seindah fatamorgana yang kucipta
Lembut suaramu bukan badai, namun mampu melantakkan teguhnya rasa
Menghantar debar meretak dada
Kalimatmu bukan ayat-ayat suci, tapi mampu membius kesadaran hingga tersungkur lemas ke bawah
Ceritamu bukan dari kahyangan, namun mampu menjerat hati mempesonakan Dalam bahasamu berserak cahya keIlahian
Hingga harus kupasang beberapa telinga lagi agar tak terlewatkan makna didalamnya
Tuturmu terenda rapih melukis wajah-wajah asli duniawi
Memaksa merona nyala wajah para pelaku rapuh dimana aku dalam kerumunnya
Bukan aku memujimu, karena ada yang lebih harus kupuji selainmu
Bukan juga mencari perhatianmu, karena kau tak akan sempat memperhatikanku
Hanya sekedar membaca keindahan-Nya yang tercurahkan padamu .
Nyai....
Duuuhh...entah dimana kemudiku
Sepertinya terbujuk fujur yang merayu dayu
Pahatan janjipun memasir dipeluk riak bibir pantai
Walau kupaksakeras agar tak limbung terhuyung
Tetap saja suaramu seperti symphonyLudwig van Beethoven dikeheningan malam dalam sinaran lilin
Meremangsuasana, meremang rasa
.
Nyai
Ketika kau memanggilku, Oohhhh …..ampun
Jangan kau bawa terbang ketika sayapku hilang
Walau ku suka melayang di belantara entah apa namanya
Yang penuh keindahan, wewangian dan sajian lezat yang kau hidangkan
Bermain di taman yang kau tata menyejukkan dan tak ada api disana
Sungguh, aku tak kuasa menahan gejolak, walau kerasan menikmatinya
.
Nyai
Kau indah walau tak semua indah
Kebaikan yang kau tampakkan membawaku tuk menyadari dibaliknya
Kerinduanku mungkin tak kau rindukan, namun biarlah kumerindu hingga menemukan maknanya
Menelusuri keindahan al-Jamal di lekuk lakumu
Memahami cahaya al-Alim dari ucak sikapmu
.
Nyai
Biarkanlah kuterpesona-Nya
Aku suka
.
.
‘Negeri Seribu Cinta’
EAR Ciputat 270812
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H