Mohon tunggu...
Reca Ence AR
Reca Ence AR Mohon Tunggu... wiraswasta -

1964 Lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Salam kompasiana ...salam bahagia dan tetap bersahaja\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahajud Call

19 Januari 2010   00:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:23 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Ngobrol sama Ustadz Kampung)

“Tadz,………. Gimana sih caranyaagar bisa shalat tahajud yang istiqamah (konsisten) ?” Tanya ku pada suatu kesempatan

“Niat yang kuat ….”

“Maksudnya ?”

“Ya ….Niat yang di implementasikan menjadi sebuah perbuatan, dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mencapai yang diniatkan itu, bukan asal niat….”

“Maksudnya asal niat …?

“Niat sih iyah ….. tapi kagak di seriusin untuk meraihnya”

“Contohnya…?”

“Misalnya kita sudah niatan mau shalat tahajud, alarm di atur jam 3 dini hari bunyi, dan ketika alarm bunyi kita denger, dan kita inget rencana mau shalat tahajud, tapi ketika mendengarnya kita ngga menanggapinya malah kembali tidur lagi, itu yang namanya niat ga serius…”

“Seharusnya Tadz…?

“Kita langsung bangun dan berdo’a, ada doa’ bangun tidur, ada juga do’a ketika Rasulullah bangun malam hendak melaksanakan shalat malam, terus kita langsung mengambil air wudlu untuk bersuci supaya kitajuga merasa seger dan hilang rasa ngantuknya” jelas Ustadz “Memang untuk pertama kali agak berat dilakukan, dan kita harus bekerja ekstra melawan rasa malas dan bisikan-bisikan yangmempengaruhi kita untuk tidak shalat, kuncinya hanya satu yaitu kita paksakan”

“Kan yang dipaksa itu kurang bagus tadz..”

“Memang begitu menurut pendapat umum, tapi kalau untuk kebaikan apalagi ada niatan untuk membiasakan dalam rangka beribadah kepada Allah tidak ada salahnya sambil kita terus mencari ilmunya” sambungnya

“Begitu ya Tadz… ?

“Untuk pertama kali juga pasti besok paginya kita akan ngantuk, tapi lama-lama kalau sudah terbiasa , seperti biasa saja, coba laksanakan ini minimal dalam waktu 90 hari, kesananya tanpa kita menyalakan alarmpun akan terbangun dengan sendirinya”

“Wah …….. untuk mengawalinya ini Tadz, apalagi cuaca kayak sekarang ini, malesnya minta ampun”

“Itulah godaan yang harus kita lawan, dan disitu juga nila perjuangan kita di uji”

“Ada cara lain ga Tadz yang sedikit membantu …?”

“Nah coba kita sekarang memanfaatkan tehnologi yang sudah canggih ini sebagai sarana kita mencapai ibadah yang istiqomah ……”

“Tehnologi apa Tadz …?”

“Sekarang kan tehnologi komunikasi sudah canggih, hampir setiap orang sudah mempunyai Handphone, coba lah kita manfaatkan untuk saling mengingatkan, misalnya nanti malam bapak saya telepon kira-kira jam 3 malam, nah siap ga untuk di telepon malam-malam, nanti kalau sudah berjalan beberapa minggu, dan sudah merasa ada peningkatan dalam menjalankan ibadah malam, bisa lewat sms saja, kesananyasudah enak aja tuh …….. he he he ngomongnya sih gampang ya “ sedikit senyum melirik saya

“Wah ide yang bagus Tadz, mau dong saya nanti malam dicoba dihubungi…”

“Insya Allah ……..nanti malam saya coba, …….. nah kalau bapak sudah merasa terbantu, coba ajak teman-teman yang lain dari jamaah masjid kita dulu atau saudara-saudara kita yang memang ada keinginan untuk membiasakan shalat malam, seperti yang sudah saya lakukan beberapa bulan ini…”

“Haah… Jadi Ustadz sudah mempraktekannya? Koq ngga ngajak-ngajak saya Tadz?” protesku

“Yah kan saya belum tahu keinginan bapak, nanti saya tawarin malah merasa terganggu, jadi dalam mengajak teman-teman kita juga yang pertama yang kita yakin dia mau dan yakin tidak menolak, jamaah masjid kampung sebelah yang sudah saya hubungi langsung atau yang di sms sudah mencapai lima belas orang, coba bayangkan kalau dari yang lima belas itu menghubungi ulang kepada minimal 5 orang saja sudah berapa orang yang bangun untuk melaksanakan shalat malam dalam waktu yang bersamaan, alangkah indahnya …apalagi untuk yang dekat, kita sekali-kali bisa melaksanakannya di masjid sambil memperbaiki tata cara yang di sunnahkan Rasulullah”

“Bener juga ya Tadz …. Tapi kalau yang kita hubungi dia ga shalat malam gimana?”

“Yabiarkan saja….yang jelas kita sudah mengingatkan, tugas kita kan cuma itu ‘saling mengingatkan’

saya mengangguk-anggukan kepala sambil mencerna semua saran pak Ustadz

“Harus siap-siap pulsa dong…?”

“Ya…pengorbanan selalu ada disetiap laku kita, ga usah khawatir nanti ada yang ganti semuanya, Allah sendiri yang akan menggantinya”jelasnya

“Wah jadi pengen cepet-cepet malem saja nih”semangatku

“Yah tunggu saja dengan sabar …. Dan tetap luruskan niat”

………..

Malam pun beranjak menemui bumi, dan akhirnya sayapun terjaga dari tidur mendengar suara handphoneberbunyi, sayapun terbangun dan betul ternyata pak Ustadz yang menghubungi, sayapun bangun dan langsung ke kamar mandi untuk bersuci dan langsung melaksanakan shalat tahajud, dua rakaat dan satu witir, kata pak Ustadz untuk pertama kali tidak usah banyak-banyak dulu, sedikit tapi istiqomah .

Setelah seminggu berlalu, walau ada kalanya sayapun tidur kembali karena pulang kerja yang terlalu larut, namun sudah merasakan kenikmatannya bangun malam dan terasa silturahim kami semakin erat, saya pun minta untuk di sms saja dan saya mencoba mengajak tetangga dekat, seperti pak Ramadhan, Pak Benny, Pak Andi dan yang lainnya, dan merekapun dengan senang hati menyambutnya.

Subhanallah ………… nikmatnya …….

Yaa Rabbi ……… Tetapkanlah kami dalam nikmatnya iman, dalam lezatnya bermunajat kepadaMu, dalam indahnya silaturahim

Yaa Aziz …….. teguhkanlah selalu hati ini, basahilah selalu bibir ini untuk selalu berdzikir mengingatMu dan memujiMu

Yaa Illahi Rabbi …….. terimalah sujudku, rukuku sebagai rasa syukur dari apa yang telah Engkau limpahkan kepada kami

Yaa Allah ….jangan lepaskan pelukan Rahman dan RahimMu

…………………..

'Rumah Sahaja'

EAR- Ciputat’10

.

Catatan lain : "Ngobrol sama Ustadz Kampung"


1. Getaran-getaran Ayat-ayat Suci


2. Shalat Khusyu


3. Belajar menikmati Hidup


4. Beribadah di Kompasiana


5. Alhamdulillah


6. Puasa : Proses Menuju Taqwa (bag 1)


7. Puasa : Proses Menuju Taqwa (bag 2)


8. Egois dalam Berdo'a

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun