Mohon tunggu...
Ena Nurjanah
Ena Nurjanah Mohon Tunggu... -

Ena Nurjanah, S.Psi., M.Si Penulis Anak Indonesia Hebat (Official Facebook Page) www.anakindonesiahebat.com Penulis, Pengamat, Relawan, dan Pekerja Sosial bagi Anak dan Perempuan || Menggeluti dunia Psikologi, Perkembangan Anak, Perlindungan Anak & Perempuan, serta kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hukuman Bagi Anak, Benarkah Diperlukan?

8 Maret 2016   07:31 Diperbarui: 8 Maret 2016   07:47 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1) Hukuman hanya menekan perilaku, namun ketika ancaman hukuman dihilangkan, tingkat perilaku akan kembali sepertri semula. Jadi, hukuman hanya akan memberikan efek temporer.
2) Hukuman akan menyebabkan efek samping emosional yang buruk. Hukuman hanya akan menimbulkan rasa takut. Ketakutan terhadap semua hal yang menyebabkan ia  mendapat hukuman.
3) Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan anak, bukan apa yang seharusnya dilakukan. Hukuman sesungguhnya tidak memberikan pelajaran baru bagi si anak, kecuali hanya larangan untuk melakukan perbuatan buruk tersebut. Dengan demikian orangtua harus memberi penjelasan lagi mengenai alasan-alasan menghukum anak dan menyampaikan kepada anak apa yang seharusnya dilakukan.
4) Pemberian hukuman sama artinya dengan memberikan pembenaran atas tindakan menyakiti pihak lain. Ketika seorang anak dipukul, maka ia belajar bahwa dalam situasi tertentu anak pun boleh melakukan tindakan memukul.
5) Perilaku yang sebelumnya diberi hukuman dikemudian hari  tidak lagi mendapat hukuman, akan membuat anak menganggap bahwa perilaku tersebut boleh dilakukan.
6) Hukuman akan menimbulkan agresi baik bagi yang memberi hukuman maupun pihak yang menerima hukuman
7) Hukuman sering  kali tidak meninggalkan perilaku buruk melainkan menggantinya dengan perilaku buruk yang lainnnya.

End Point:
Para ahli ada juga yang berpendapat bahwa hukuman masih bisa dilakukan dengan kondisi sangat terpaksa. Biasanya diberikan untuk anak dengan perilaku yang sangat buruk dan perilakunya cenderung membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.
Perlu dingat bahwa hukuman adalah memberikan konsekuensi negatif kepada anak yang melanggar aturan atau melakukan perbuatan yang buruk. Tujuan pemberian hukuman agar anak tersebut mengetahui perilakunya yang salah.
Oleh karena itu, jika hukuman diberikan tanpa disertai penjelasan, maka anak hanya tahu perilaku yang tidak boleh dilakukannya tapi tidak pernah tahu perilaku yang seharusnya dilakukan.
Pastikan pula bahwa hukuman tidak pernah dilakukan dalam bentuk menyakiti (secara verbal maupun fisik). 

Pemberian hukuman juga harus diseimbangkan  dengan memberikan pujian dan penghargaan terhadap perilaku baik yang telah dilakukan anak.

* * *

Sumber tulisan: Disini 

Tulisan Lainnya: Disini 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun