Pembebasan diri dari perbudakan egosentris (=Hawa napsu/Iblis)
oleh Liana Ariesha Khoerudin
Mahasiswa IMN angkatan X
Semangat kemerdekaan masih berkobar di seluruh masyarakat Indonesia, serangkaian acara perayaan Hari Ulang Tahun RI ke 77 di rayakan dengan gegap gempita di seluruh Indonesia. Dengan tema " pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat" menjadi sebuah harapan perubahan Indonesia menjadi lebih baik.
Kemerdekaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi merdeka berarti bebas. Kemerdekaan artinya kebebasan. Sedangkan secara terminologi, merdeka artinya bebas dari segala penjajah dan penjajahan atau penghambaan.
Kemerdekaan adalah suatu keadaan di mana seseorang atau negara dapat berdiri sendiri, bebas dan tidak terjajah.
Sedangkan dalam Islam, kemerdekaan merupakan hak dasar setiap manusia atau sangat fundamental.
Khalifah Umar bin Khathab pernah berkata kepada Umar bin Ash, "sejak kapan kamu memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merdeka."
Ucapan sayidina Umar yang populer itu menunjukkan keberpihakan Islam terhadap hak kemerdekaan manusia dari semua aspek. Tetapi Islam memandang kemerdekaan manusia bukanlah kebebasan tanpa batas.
Kemerdekaan sejati dalam Islam adalah ketundukan total kepada kuasa Ilahi dan melepaskan diri dari jeratan nafsu. Ketika seorang muslim terbebas dari seluruh belenggu setan dan hawa nafsu, lalu mengembalikan seluruhnya kepada aturan Allah. Di sinilah sebenarnya ia memperoleh kemerdekaannya.
Kemerdekaan seperti itulah yang akan melahirkan kekuatan maha dahsyat. Dengan kemerdekaan seperti ini, dua imperium besar, Persia dan Romawi ditundukkan di awal sejarah Islam.