Mohon tunggu...
Ena Ariesha
Ena Ariesha Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Ena Ariesha adalah nama pena dari Liana Ariesha Khoerudin, M.Pd, seorang praktisi pendidikan yang berasal dari daerah kota sukabumi , bersemangat tinggi,enerjik dan juga pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stop Bullying

21 Juli 2022   15:32 Diperbarui: 21 Juli 2022   15:33 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Stop Bullying" 

Apa itu Bullying? Pendapat para pakar psikologi yang penulis berhasil

Sintesakan, definisi  "Bullying" adalah penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan kepada korban yang mengakibatkan ketidaknyamanan, hilangnya rasa percaya diri, trauma, bahkan membuat si korban tidak berdaya.

Ada beberapa jenis bullying yang mungkin dapat terjadi disekolah

1. Bullying verbal,

Bullying ini biasanya melalui lontaran kata-kata yang tidak menyenangkan, seperti contoh ejekan, umpatan, cacian, makian, celaan serta fitnah

2. Bullying fisik,

Bullying fisik merupakan bentuk kekerasan dengan menyakiti fisik seseorang.

3. Bullying relasional,

Hal ini terjadi dalam bentuk pengucilan dalam kelompok-kelompok tertentu.  Jadi jika ada satu orang saja yang berseberangan atau berbeda maka dia akan di kucilkan dalam komunitasnya itu sendiri.

Seringkali Bullying ini di pandang sebelah mata atau di anggap remeh, padahal tindakan bullying merupakan suatu tindakan pelanggaran hak azasi manusia (HAM). Sehingga payung hukum kasus bullying di satuan Pendidikan di atur dalam pasal 54 UU Nomor 35 2014.

Pada saat penulis memberikan materi dalam kegiatan MaTSaMa (Masa Taaruf Siswa Marasah) di MA Darul Muta'allimien, sempat bertanya kepada siswa, peserta training, adakah yang memang memiliki masalah dengan bersosialisasi ( contoh membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bergaul) atau mungkin broken home ( peceraian orang tua) atau bahkan terbiasa di manja oleh orangtua nya ...

Ada beberapa siswa yang mengakui hal itu di depan forum, and tentu saja itu adalah sebuah sikap kejujuran yang luar biasa. Tersirat ada dorongan kuat pada diri siswa tersebut untuk bisa memerangi perasaan mereka dan keluar dari zona tersebut.

Menanggapi bullying, penulis mentransfer energi positif yang di milikinya dengan melakukan penguatan pada mental mereka ;

Pertama;  tekankan pada diri sendiri bahwa "saya percaya diri" dan "saya yakin dengan diri saya"  karena dengan rasa percaya diri ini, akan menumbuhkan keberanian dalam diri yang bersangkutan. 

Kedua; berbaurlah dan bergaul lah dengan teman- teman atau peer group yang bisa membuat percaya diri dan selalu berfikir positif. 

Ketiga; tetap berfikir positif  dan tekan kan pada diri "tidak ada yang salah dengan diri, selama tidak merugikan orang lain" hal ini penting, mengingat perbedaan baik psikis atau fisik itu akan selalu nampak. 

Kempat; ikuti ekstrakulikuler yang ada, hal ini penting karena  dengan mengikuti ekstrakulikuler itu adalah  proses menuju kedewasaan dan kematangan, juga pengalaman tidak akan di dapat di bangku kelas. 

Kelima; jadilah diri  sendiri dan lawan rasa takut dengan rasa percaya diri, ingat "tidak ada yang salah pada diri , selama tidak merugikan orang lain, dan kewajiban  bagi orang agar lolos bullying, adalah mensyukuri apa yang telah di berikan Alloh SWT".

Penguatan penguatan verbal ini penulis tegaskan hingga berkali kali, agar dengan sendirinya tertanam pada alam bawah sadar mereka, dengan harapan agar mereka bisa keluar dr zona existing mereka yang beraroma bullying. Disamping itu agar mereka bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia mereka. Dan penulispun, selaku trainernya pun sangat puas melihat di wajah-wajah mereka rasa antusias yang begitu luar biasa.

Alhamdulillah.

Semoga bermanfaat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun