Selain papan pengumuman, terisi bagian tengan tengah sekolah dengan aula besar dan gagah. Disampingnya terhampar lapangan yang luas. Suasana pagi itu belum terlalu ramai karena aktivitas sekolah belum dimulai. Jam tanganku masih menunjukkan pukul 7 pagi, sedangkan sekolah dimulai pukul 8 pagi.
Masa sekolah berlalu begitu saja. Setahun,dua tahun, tiga tahun. Hari-hariku disekolah berjalan lancar meskipun Adit masih suka mengejekku dengan sebutan "kotor","hina,"orang ketiga",nikah siri". "pemenang kasus keluarga terbanyak " dan sebutan lain yang sudah biasa terdengar. Assalamualaikum, teman-teman. Bagaimana khabarnya ? Semoga sehat dan tetap semanagat. Pembahasan lanjutan kali ini mengenai struktur tumbuhan. Setelah bagian akar , batang,daun, bunga kita tidak boleh lupa dengan bagian sering kita makan, yaitu buah. Keunikan buah biasanya berkembangbiak dengan putik atau alat kelamin betina. Ia disebut bakal buah dan memngandung bakal biji. "Aku menggambarkan bagian putik dengan rinci di papan. Hari ini aku membagikan ilmu biologiku kepada teman-teman sebelum ujian semester. Sepertinya memang hobiku mengajar, karena mengajar membuatku senang apalagi melihat  mereka paham dan berterima kasih padaku.
Hahaha!'' Ditengah proses mengajar, ada suara tawa menggelegar. Aku dan teman-teman lainnya menoleh ke arah sumber suara.Â
Astaga,Adit lagi,di barisan paling belakag, terlihat Adit dan teman-temannya sedang asyik dengan gawainnya.
"Adit,Beni,Gery , maaf kalau tidak fokus belajar, silahkan cari tempat lain. Supaya tidak mengganggu yang lain.
"Eh,aku nyimak ko dari tadi. Lanjutin aja Qo."Adit cepat-cepat membela temannya. Entah membela atau pun tulus, aku tidak tahu.
Setelah memberikan bimbingan tambahan pada mereka dan tidak ada tanya jawab lagi, aku membubarkan kelas. Aku duduk menikmati suasana sekolah di sore hari.
"Capek ya? Ini minum dulu."Seseorang menjulurkan es kelapa muda. Aku langsung meminumnya . Segar!
"Makasih, ya kelas tambahannya. Kamu cocok jadi guru. Kepala sekolah juga lebih bagus."Dia berujar selagi aku menenggak minuman yang mendinginkan kepala ini.Â
"Terima kasih ." Aku ingin memberikan senyuman kepadany. Saat aku palingkan wajah, aku kaget. Kaget karena menyadari bahwa pemberi minuman itu Adit.
"Maaf ya kalau selama ini aku mengucapkan yang menyakitkan hati," katanya lagi sambil meletakkan martabak rasa cokelat kemidian pergi. Jujur, aku tidak tahu harus berkata apa. Namun, aku bersyukur bahwa hatinya sudah tidak jahat lagi.Aku segera pulang dengan membawa makanan kesukaanku.