Mohon tunggu...
SURAT TERBUKA
SURAT TERBUKA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pingin Masuk Syurga Bi Ghoiri Hisab

Mencari Doa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ibu Menkes Yth. 1,5 Tahun Buletin Kesehatan, PSM dan Sabar itu Punya Batas Kan?

13 Juni 2017   05:50 Diperbarui: 13 Juni 2017   05:53 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulilllah, Allah mengirim Kepala Puskesmas Selong, Mq. Ican baik hati berdonasi Rp. 50.000, Kepala Bidang Hub Antar Lembaga, H.R. Pandu Rp. 50.000 dan rizki yang menempel di saku ini, tercatat untuk mendampinginya sampai KTP mahluk asal Terara itu pun digadai untuk melepas penat selama di Rumah Sakit. Pulang.

Ya. Sangat kasian bidan dan petugas yang ada disana. Karena relawan informasi untuk memudahkan proses juga masih buta  informasi terkait program-program kesehatan itu. Bidan tidak salah, Petugas rumah sakit tidak salah. Karena ada petugas yang di tugaskan dan masih apatis terkait informasi dan penyuluhan yang masih hanya mengharapkan tanda tangan kedatangan plus uang jalan ke sebuah tempat mewah.

Informasi Kesehatan. Dan segala pengalaman sampai bagaimana kisah lucu birokrasi rumit dalam jenjang pembiayaan kesehatan sesuai mandat UU Nomor 36 tahun 2009.  Namun, tentu tak semua paham soal ini. Makanya refrensi / inspirasi/ dakwah atau apapun sebutannya (ini) akan bercerita pelan-pelan.

Terkait kesan Anda. Terserah, tidak ada anggaran untuk membahas kesan Anda. Pembahasan soal ini tidak ada dalam DPA, RKA, atau yang sering disebut oleh alasan seorang PNS yang menakut-nakuti relawan peran serta masyarakat (PSM) bahkan sampai menjadi honorer (PPPK) dengan bahasa-bahasa pengecut.

Intinya adalah sebagian kecil dari cerita-cerita diatas adalah bagian dari alasan untuk tetap bertahan, walau sakit di kandung dada. Mungkin sampai relawan informasi kesehatan pelan-pelan terpanggil demi mereka yang buta informasi dan teraniaya. Entah sampai kapan. Yang paling jelas mungkin ketika orang-orang seperti Asrul Sani, "tak ada lagi", di sana. Tapi semoga pengantinya memiliki kepedulian yang sama. Khusus terkait informasi. Khusus terkait HAM Komunitas saya (Bersambung).

NOTE.

1. Agar semoga tetap dapat pahala sabar, (hehe) maka judul diatas bukan merupakan ujaran kebencian, melainkan sebagai bentuk perjuangan yang semoga menjadi inspirasi perjuangan baru, bagi siapapun dan dimanapun (publik) bahwa merintis itu butuh sabar dan motivasi.

2. Bahasa yang menyebut instansi mulia BPK, KPK, dan lembaga berpahala BKN dan terkait Informasi Kesehatan, dalam ulasan ini karena yang menyampaikan tulisan ini adalah alibi yang diperbodoh mendapatkan kesan bahwa KPK, BPK, BKN itu adalah instansi yang memenjarakan inovasi (apa artinya program Nakes Teladan???) karena pula Penulis adalah seekor mahluk bernama Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang berusaha keras, fokus terkait Informasi kesehatan (saja), Karena dulu sampai sekarang selalu bodoh.  Rakyat Cerdas, Anda Waspada. Kajiannya, bersambung-kan?

3. Doa, semoga menjadi refrensi bagaimana semangat (baca juga : Fasilitas) Honorer jangan sampai musnah gara-gara terdidik budaya ........ Karena zaman ini, zaman undang-undang ASN gays... Jangan hanya paksa PPPK bekerja. Apalagi memperbodoh dengan alasan Anda lebih pengalaman dan sudah capek. Kan Anda digaji. Siapa tau aja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun