Ya…. Yang dekat dengan pemegang kebijakan, cobalah turun survey, maka fakta itu akan Anda dapatkan. Tapi caranya, jangan gunakan sepatu, jangan gunakan baju dinas, apalagi mobil dinas. Cobalah anda seolah-olah bagian dari mereka. Serta Bukalah pintu hatimu.
Takut tak menjalankan 30% atau merampas hak Anak dan Guru-guru???
Mohon maaf bapak / Ibu guru PAUD. Terpaksa menyampaikan sub judul ini, agar jangan hanya menggrutu dalam benak yang menyakitkan. Semoga bisa menjadi pikiran bersama untuk kompak menolak budaya itu, sesuai harapan sahabat-sahabatnya bapak / Ibu semua.
Kesimpulannya ; Jika sekian % itu diIkuti, mengambil bahasa sahabat, maka “Sama artinya ikut merampas hak anak didik dan guru-guru yang ada di PAUD yang bapak ibu kelola. Mengapa demikian. Karena kata guru-guru PAUD lainnya, “Kepentingan Pokok Bapak / Ibu jauh lebih perlu daripada beli buku yang kadang pula tak sampai itu” (sudah beli saja, tapi mana bukunya.
Berdasarkan pengalaman itu. Maka siapapun (anak, isteri, keponakan, dsb dari oknum di kecamatan yang merasa diri kenal dengan oknum-oknum terkait BOP PAUD 2016 Lombok Timur), cobalah kita saling nasihati.
Mereka guru-guru PAUD dan kami adalah rakyat kecil yang tak punya gaung, tak punya kuasa dan tak mampu menghadapi saudara. Tanyakan sama Oknum-oknum itu.
(Simulasi)
- Pak / Bu / Paman/ Papuq /Baloq / Bro : Kasian Guru-guru PAUD dong,,, kasian kursi – kursi / karpet lusuh anak – anak PAUD dong,,, kita kan sudah punya gaji, kok ngatur mereka untuk persenan- persenan sih?.
- Kalau Bapak / IBu / Paman/ Papuq /Baloq Bro, katakana mereka dapat banyak, itu wajar, karena bertahun – tahun mereka merintis, coba pikirin dulu waktu ngrintis ada anggaran g’? Mereka kan masih banyak kekurangan, banyak juga yang masih berhutang, mungkin karena sayang mempersulit mereka?. Pliss… kita udah banyak makan syubhat,,,kurangi dikit dong, dikit aja,,,.
(Simulasi)
Akhir catatan, mari stop persen-persenan yang menyakitkan Anak-anak dan Guru-guru generasi pendidikan paling dasar (PAUD).
Untuk para pengelola LPM, marilah kita tingkatkan dan pacu inovasi, prestasi dan transparansi dari kepercayaan yang diberikan Negara ini. Kita harus cerdas dan peduli, Jauhkan sikap – sikap apatis yang membuat Lombok Timur kehilangan kontrol sosial.