Mendengar penjelasannya, pikiran ini terbuka. Dalam benak melayang ingatan bagaimana nasib Sachiko yang hilang misterius dalam tangis yang tragis. Kondisi semakin runyam dengan Ibunya yang menghibahkan masalah baru. Ingin rasanya semua teka-teki pekan ini segera terjawab.
Gadis yang berada di depanku juga ikut termenung. Menanti jawaban, apakah Aku akan ikut dengannya atau nekat pulang sendiri. Wajahnya terlihat cemas dan galau. Laku seksinya tak terlihat. Ada misteri juga yang terbaca dibalik penampilan cewek langsing tapi bukan kutilang dara ini.
Ku terka demikian karena walau dia terlihat kurus, tinggi, langsing (kutilang) tapi pesonanya sebagai wanita yang memikat sangat jelas terlihat.
“Gemana nih,” ujarnya membuyarkan suasana sepi di rumah itu.
“Ya saya mau, tapi dengan satu syarat biar kita selamat,”jawabku spontan.
“Apa syaratnya?”
“Kamu shalat Ashar dulu, bukan Aku sok Alim tapi rumahku jauh,”
“Siap, terimakasih, tapi saya kasih tau teman Aku dulu, biar g’ capek nunggu, sekalian ambil mukena,”sambutnya terlihat sedih tapi bahagia.
“Punya teman?, kenapa g’ diajak kesini, ajak Dia Shalat sekalian,”
“Mereka non Muslim,”cetusnya sambil berlalu.