2006 tahun lalu, 2016 tahun ini. Tahun yang membuka tabir semangat. Tahun yang diridhai Tuhan untuk segala perjuangan. Hasbunallah.[caption caption="Masalalu"][/caption]
Meski hanya terukir dalam cerita fiksi, tapi bayang-bayang nyatanya selalu ada, bahkan lebih tragis dari yang terlukis. Masalalu yang penuh tantangan. Masalalu yang mengukir karakter tapi juga membuat trauma. Semangat itu semoga tetap ada. Karena sungguh penting meski bersabung keterbatasan. Kemampuan boleh terbatas, tapi cita-cita harus tetap melambung tinggi.
Ini dia petikan cerita itu. Terimakasih Kompasiana, Terimakasih Kompasianer. Keberadaanmu memacu semangat itu.
Dikamar itu, kini kendali ini mulai hilang. Aku dibaringkan lembut. Matanya menatap mesra. Tubuh ini gemetar. Lesu tapi bergairah. Bu Sachiko bukan lagi seorang Ibu. Wajahnya membuat nafsu ini tertantang. Sachiko tak lagi terbayang, masalah hilang. Wajah orang tuaku lenyap. Prinsip itu tak lagi berharga.
“Bu, Ibu mau ngapain?
“Syuuuut, jangan panggil Aku Ibu,” jawabnya sambil menempelkan telunjuknya di bibirku
“Ja,,ja, jaaangan bu?, sambutku menatapnya sayu.
“Panggil namaku, Tiiniii atau saayaaang,”
“Iyyaaa, bu,
“Kok Ibu?, sergahnya sambil membuka bajuku. Ternyata nama Ibunya Sachiko adalah Tini.
“Nama kamu siapa?, tanyanya sambil membuka satu-satu kancing baju seragamku. Memang, sejak berangkat dari sekolah, Tini belum tau namaku.
“Riko bu,,,Bu kasian Sachiko bu, jangan bu,” ujarku mencegahnya, sambil sesekali menepis tangannya yang kini mulai melepaskan lengan bajuku dari tangan yang lemah ini.
Kini hanya celana Abu yang masih tertempel di tubuh ini. Tini menatapku sambil tersenyum kemudian berlalu keluar kamar. Datang kembali sambil membawa segelas Air. Warnanya sama dengan air yang sudah membuatku pusing dan kehilangan akal sehat.
Terimakasih Kompasiana, Terimakasih Kompasianer. Keberadaanmu memacu semangat itu.
Baca n tunggu post2 selanjutnya semoga bermanfaat.
Link Novelnya disini
Doakan ya..................
Salam Hangat Sampai Tua,
3 Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H