4.Memperluas wawasan bahwa menikah di usia dini itu, indahnya hanya 3 hari, saat merariq (pemalingan), malam pertama usai ijab kabul (kalau masih perawan/perjaka) dan hari jadi raja sejelo (sehari) atau saat nyongkolan
5. Dan sebagainya
Beberapa aspek diatas secara otodidak akan tertanam dalam benak remaja sebagai Generasi Berencana, dan selengkapnya bisa lihat Dasa Darma Pramuka, 7 Prinsip Palang Merah, Tis,a Adicita Juwiter, dan ekstrakurikuler lainnya yang berkembang di beberapa sekolah yang peduli dan inovatif. Kalau sekolah yang tidak peduli/apatis, dimohon kepada pemegang kebijakan untuk mempertimbangkan kepemimpinan kepala sekolahnya.[caption caption="PMR"]
4. Kendala, Tantangan dan Solusi
Ekstrakurikuler masih terlihat atau terkesan di apatis-kan di beberapa sekolah. Saksinya adalah saya. Sebagai volunter atau rewalan perintisan salahsatu ekstrakurikuler baru yang memiliki produktivitas (sesuai gambar). Ekstrakurikuler ini sesungguhnya sudah berjalan sejak 12 tahun silam, sejak saya SLTA tapi karena tantangan/kendala itu, baru bisa berjalan tahun ini yang di dukung oleh kebijakan Kemdikbud melalui LKJS, LPIR, OSN dan sebagainya, di dukung pula oleh pejabat yang peduli terkait pengembangan potensi dan karakter siswa.
Hanya beberapa sekolah saja yang peduli dan saya melihat bahwa sekolah-sekolah yang peduli dengan inovasi pengembangan karakter siswa, angka siswa-siswi yang putus sekolah karena menikah, bisa minim, tak terkecuali di pedesaan.
[caption caption="Mengelola Majalah Dinding"]
Solusinya bersama inovasi yang diperjuangkan BKKBN NTB, maka saya berharap BKKBN NTB bersama mengukir sejarah untuk mendorong pemegang kebijakan agar melahirkan peraturan baru sejenis Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati yang diantaranya memuat keserasian misi antara program BKKBN yaitu PIKR, GenRe, TP-PKK, dan Dinas Pendidikan terkait Ekstrakurikuler, dan upaya lebih agresif dan aktif membina Ekstrakurikuler, agar semua satuan pendidikan bisa lebih terpacu membangun peserta didiknya dalam rangka mewujudkan generasi yang berprinsip “anti menikah sebelum bangun rumah” atau Anti Kawin Sebelum Terjamin”.
5. Volunter Preventif Pernikahan Dini (Kesimpulan)
Upaya Pendewasaan Usia Perkawinan, sulit berhasil jika hanya sebatas program diskusi, seminar, himbaun dan apapun namanya. Butuh sebuah tindakan nyata dan langsung yang mengarah kepada sasaran program, yaitu pelaku pernikahan dini, dan peraturan tegas mencegah pernikahan dini walaupun penuh dengan kontroversi ini.
[caption caption="Juwiter"]