Menilik Gaya Kepemimpinan Partisipatif Tokoh Terkemuka di Indonesia:
Analisis pada Kepemimpinan Abdurrahman Wahid
Oleh : Emyati Tangke Lembang (NIM: 22202072)
Dosen Pengampu : S. Benny Pasaribu., Phd (Dosen FEB Universitas Trilogi)
Gaya kepemimpinan partisipatif menjadi perhatian utama dalam studi kepemimpinan karena dianggap sebagai pendekatan yang efektif dalam membangun hubungan yang kuat antara pemimpin dan pengikut. Gaya kepemimpinan ini menekankan kolaborasi, partisipasi, dan pengambilan keputusan bersama antara pemimpin dan anggota tim atau masyarakat. Salah satu pemimpin indonesia yang menerapkan gaya kepemimpian partisipatif adalah Abdurrahman Wahid atau yang  biasa dikenal dengan Gus Dur.
Praktik kepemimpinan partisipatif yang diterapkan oleh Gus Dur ini penting untuk dikaji dengan menganalisis dampak dan kontribusinya dalam konteks Indonesia. Tujuan penulisan ini adalah untuk:
(a) menganalisis praktek kepemimpinan partisipatif yang dilakukan gusdur; (b) Menjelaskan dampak dan kontribusi kepemimpinan partisipatif tokoh-tokoh terkemuka tersebut dalam konteks Indonesia; (c) Menganalisis relevansi gaya kepemimpinan partisipatif dalam konteks Indonesia.
Terdapat beberapa teori yang mendukung gaya kepemimpinan partisipatif salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh Dessler (2022:27) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif berarti melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan dengan memfasilitasi partisipatif aktif, mendengarkan pendapat dan ide-ide mereka, serta mengakui nilai kontribusi dari setiap individu. Pemimpin partisipatif memberikan ruang untuk kolaborasi, merangsang kerja tim, dan membangun iklim organisasi yang inklusif.
Manfaat dari kepemimpinan partisipatif telah terbukti memiliki manfaat yang signifikan dalam konteks organisasi dan tim kerja dengan membawa dampak positif pada budaya organisasi, produktivitas tim, dan pencapaian tujuan jangka panjang. Beberapa manfaat utama dari kepemimpinan partisipatif, antara lain:
(1) peningkatan keterlibatan dan motivasi anggota tim ; (2) pengembangan keterampilan dan potensi individu ; (3) keputusan yang lebih baik dan solusi yang lebih kreatif; (4) peningkatan komunikasi dan kolaborasi; (5) Meningkatkan kepuasan kerja dan loyalitas; (6) Peningkatan kinerja dan pencapaian tujuan.
Praktek kepemimpinan partisipatif mencerminkan pemerintahan Gus Dur, berikut karakteristik khas yang diterapkan beliau dalam periode kepemimpinannya:Â (1) Gus Dur menerapkan pendekatan konsultatif dalam pengambilan keputusan dengan mengadakan musyawarah dengan berbagai pihak; (2) Beliau mempromosikan inklusivitas dalam kepemimpinannya dengan mengakomodasi perbedaan pendapat dan menghormati HAM serta kebebasan beragama bagi setiap individu; (3) Komunikasi terbuka dan aksesibilitas terhadap masayrakat.. Ia sering mengadakan dialog dengan berbagai kelompok dan masyarakat dalam upaya untuk memahami perspektif mereka dan mengatasi masalah yang dihadapi. (4) Memberdayakan anggota untuk memberikan ide, saran dan gagasan mereka. Gus Dur percaya pada kekuatan individu dan memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada anggota timnya; (5) Gus Dur adalah pendukung perdamaian, toleransi, dan dialog antaragama. Ia mendorong dialog antarumat beragama dan berusaha untuk membangun pemahaman saling menghormati antara kelompok agama yang berbeda. Gus Dur mengedepankan inklusivitas dan kerjasama di antara masyarakat Indonesia yang beragam.
Dampak positif yang dihasilkan dari gaya kepemimpinan partisipatif Gus Dur banyak menuai pujian dan perubahan dalam pemerintahan di Indonesia salah satunya adalah reformasi institusi dan pemberantasan korupsi. Salah satu fokus utama Gus Dur adalah reformasi institusi dan pemberantasan korupsi.
Ia berkomitmen untuk memberantas korupsi dan memperbaiki tata kelola pemerintahan. Langkah-langkah ini mempengaruhi perubahan sistem dan membawa perbaikan dalam pemerintahan dan penegakan hukum di Indonesia.