Mohon tunggu...
Dhiya Shaffa
Dhiya Shaffa Mohon Tunggu... -

Selalu merindukan romadhon,..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obralan Ringan Sabtu Pagi

4 Desember 2010   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebahagiaan wanita itu sederhana, ketika dia bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga, sahabat, dan masyarakat …amien

Hari ini saya masak ayam goreng (favorit keluarga kami). Dan sebelum ,mengantaranak-anak sekolah suami saya berkata :

“Ayam gorengnya tidak enak!!”

Saya kaget, lho kok bisa? Tadi saya merasakan sedikit,..enak tuh! Lalu saya berfikir, mungkin seleranya terlalu tinggi dibanding selera saya. Kemudian muncul fikiran yang diajarkan nabi kan, kalau makanan terhidang,..jika nggak enak diam saja tapi jangan dimakan.

Lalu saya berfikir lagi, kalau diam, justru saya nggak ngerti dong kalau masakan saya nggak enak, jadi bingung menerka-nerka. Mungkin 'diam' berlaku untuk penganten baru. kalau pasangan udah puluhan tahun diam bisa berarti malah perang (he he he)

Lalu saya ambil ayam di piring saya coba sekali lagi. Kesimpulannya tetap makanan itu enak di mulut saya.

Saya mulai menerka-nerka, apa yang terjadi, suami sentimen? Dan bla..bla..bla sambil terus makan ayam goreng dipiring, namun sejenak kemudian mata saya terpuruk ke bekas piring suami yang menyisakan ayam goreng separoh, iseng-iseng saya cicipi..wuahh benar-benar tak enak!!. Ha ha ha

Bagaimana mungkin ayam yang saya olah bersama punya rasa yang berbeda-beda, tenyata,.. Sebuah permasalahan, tidak hanya memunculkan sudut pandang yang berbeda, tapi benar-benar bisa memunculkan kasus yang berbeda pula.

Saya mulai mencari jalan , apa ya penyebabnya?.. padahal biasanya tidak begini. Hmm akhirnya saya tahu, ayam bagian dada ( yang dipiring suami ) harus diolah berbeda dengan bagian sayap, paha, ataupun bagian yang lain. Bagian dada paling tebal sehingga, perlu lebih lama untuk melunakkan atau kalau tidak begitu harus diiris -iris menjadi beberapa bagian supaya meresap dan tetap enak.

Saya merenung,…mungkinkah sebuah kesombongan, kepandaian, ketenaran atau kenikmatan demi kenikmatan, dunia menjadikan manusia seperti dada ayam. Harus dipotong-potong dengan berbagai musibah supaya meresap bumbunya? Apakah saya termasuk didalamnya? Saya bukan siapa-siapa,..jadi .aman..lah!!

Namun, satu catatan lagi buat saya hari ini,..mungkin saya harus memotong-motong segala urusan saya , atau membuat langkah-langkah baru (dalam hal apapun), supaya mata saya bisa menangkap hal-hal kecil, yang menjadi partikel-partikelnya, sehingga apa yang saya usahakan menjadi lebih kenyal dan berasa…dan tentunya kelezatan itu tidak untuk saya, melainkan juga untuk sekitar saya,...

Salam Kompasiana,..

Semoga bermanfaat,

Dan, selamat berlibur,..semoga mendapat hari yang indah,..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun