Mohon tunggu...
Emu Muslihat Sumawiguna
Emu Muslihat Sumawiguna Mohon Tunggu... Guru - Guru mata Pelajaran IPA SMP Negeri 4 Warungkiara

membaca, traveling menjadi hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi

4 Agustus 2023   18:05 Diperbarui: 4 Agustus 2023   18:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh : Emu Muslihat Sumawiguna, S.Si

CGP Angkatan 8 Kab. Sukabumi

SMP Negeri 4 Warungkiara

Pembelajaran berdiferensiasi adalah keputusan masuk akal (common  sense) yang diambil dalam pembelajaran sehingga dapat memenuhi atau mengakomodir kebutuhan murid. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap murid memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal pembelajaran. Murid diberikan keleluasaan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan tingkat kesiapan belajar, minat atau bakat, serta profil belajarnya masing- masing. Untuk dapat dilakukan dalam pembelajaran di kelas tentunya kita sebagai guru harus bisa menentukan apa yang dibutuhkan oleh murid dan bagaimana cara kita memenuhinya. Dalam hal ini sebuah asesmen diagnosis dibutuhkan agar langkah yang kita ambil tepat sasaran. Melalui asesmen diagnosis ini guru dapat menentukan bagaimana tingkat kesiapan murid, minat murid serta bagaimana profil belajarnya. Apakah murid memerlukan pembelajaran melalui media visual, auditori, kinestetik atau gabungan nya. Dari asesmen diagnosis ini juga seorang guru akan dapat menentukan proses belajar seperti apa yang dibutuhkan murid untuk mendapatkan suatu pembelajaran yang bermakna.

Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat membantu mengoptimalkan pencapaian hasil belajar murid karena dalam pembelajaran ini murid benar- benar diberikan keleluasaan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan kriteria yang dia inginkan, baik berupa kesiapan belajarnya, minat dan bakatnya juga profil belajarnya. Murid bebas memilih jalur mana yang menurutnya akan membawa dampak positif bagi dirinya. Murid yang memiliki gaya belajar visual mungkin akan lebih memilih stimulan yang berupa gambar atau video, sementara murid yang gaya belajarnya kinestetik akan membiarkan dirinya bergerak bebas untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kondisi seperti ini murid benar- benar merasa nyaman dan diharapkan ini akan mengarah pada proses pembelajaran yang jauh bermakna bagi mereka.

Filosofi pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara haruslah berpihak pada murid. Karena pembelajaran seperti ini akan dapat mengoptimalkan potensi murid. Dengan berpihak pada murid guru akan tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh murid dalam pembelajaran dan hal ini langsung direspon oleh guru. Dengan pembelajaran berdiferensiasi jelas guru mampu mengembangkan pembelajaran yang memperhatikan keragaman murid di kelas oleh karena itu dapat dikatakan dalam mengmebangkan pembelajrana berdiferensiasi guru jelas berpihak pada murid.

Seorang guru penggerak harus memiliki sifat reflektif dan inovatif dalam setiap pembelajaran. Setiap yang dialami dalam proses pembelajaran bersama murid adalah ladang yang dapat direfleksikan demi perbaikan pembelajaran kedepannya. Perubahan dan perkembangan sekecil apapun harus membawa dampak positif bagi dirinya maupun muridnya. Setiap hasil refleksi haruslah melahirkan inovasi. Di sisi lain, inovasi yang ada haruslah dibagikan kepada guru lain sehingga dia mampu menjadi coach atau mentor dan dalam kurun waktu tertentu pastinya akan membawa  transformasi atau perubahan kepada kualitas pendidikan Indonesia kearah yang lebih baik.

Dalam membentuk Visi nya, guru penggerak harus memperhatikan potensi yang ada disekitarnya, termasuk muridnya. Dengan pendekatan Inquiry Apresiatif, Visi ini dibentuk berdasarkan kekuatan yang dimiliki guru tersebut. Kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi didasarkan pada kondisi dan karakteristik murid di kelas. tentunya hal ini adalah peluang untuk dapat mengembangkan potensi murid sesuai dengan kebutuhannya.

Kondisi kelas yang nyaman dan mendukung pengembangan potensi masing- masing murid akan membawa iklim positif bagi kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung dengan budaya positif yang turut dikembangkan oleh guru dan murid di suatu kelas. Guru akan memposisikan diri sebagai manajer yang memiliki nilai kebajikan dan kebijaksanaan dalam merespon segala sesuatu yang terjadi di lingkungan kelasnya. tentu saja murid akan nyaman dengan kondisi ini sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dioptimalkan. Semoga saja uraian ini dapat bermanfaat dan memberikan semangat serta pencerahan bagi kita semua, Terus bergereak, tergerak dan menggerakan. Terus melaju untuk indonesia maju. Dirgahayu Indonesiaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun