Mohon tunggu...
Muhammad Hambali
Muhammad Hambali Mohon Tunggu... Dosen - Writing rhythms of the universe.

Philosophy, Culture, Philology, and Wisdom.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Ikut Lomba Kalau Kalah!

27 Maret 2022   23:58 Diperbarui: 28 Maret 2022   00:01 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://cdn.pixabay.com/photo/2016/11/29/03/17/action-1867014_960_720.jpg

Veni, Vidi, Vici., "Aku datang, Aku lihat, Aku taklukkan". Frasa ini sangat terkenal berasal dari seorang konsul Romawi yang bernama Julius Caesar sekitar tahun 47 SM. Kalimat tersebut diberikan kepada senat Romawi sebagai kabar gembira atas kemenangan Julius Caesar pada pertempuran Zela, ia berhasil menaklukkan Pharnaces II dari negeri Pontus (sekarang Turki utara pesisir laut hitam).

Kalimat itu bisa dipahami sebagai penyemangat diri untuk tidak putus asa dalam menaklukkan musuh. Sama seperti judul tulisan ini yang seolah-olah tidak ada perlombaan kecuali saya harus menang.

Ada juga perkataan lain seperti "tidak ada istirahat kecuali di surga", ini seolah-olah tidak ada waktu untuk santai dan beristirahat walaupun hakikatnya manusia butuh mengistirahatkan pikiran dan badannya. Akan tetapi seperti yang saya katakan di atas bahwa kalimat semacam itu tiada lain bertujuan untuk memompa semangat agar tidak lemas dan patah begitu saja. Sebagaimana riwayat dari seorang imam besar bernama Ahmad bin Hanbal yang ditanyakan oleh seseorang, "kapan kita istirahat?", beliau menjawab, "ketika kedua kakimu telah menapak di surga barulah kau bisa beristirahat".

Lomba adalah untuk saling menaklukkan musuh lalu memperoleh kemenangan. Lalu bagaimana kalau seseorang kalah dalam perlombaan. Apakah ia harus mengikuti lomba yang sama pada kesempatan yang lain? Sedangkan judul ini menyatakan bahwa "jangan ikut lomba kalau kalah!

Kalau bersandar kepada ungkapan emas di atas, maka tetaplah seseorang itu mengikuti lomba tersebut sampai ia-lah yang menjadi juaranya. Tidak ada yang tidak mungkin selama ia terus berusaha, ketidakmungkinan hanyalah bagi yang abai dan berhenti berusaha. Sama seperti pernyataan Rasulullah yaitu:

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى

"Semua ummatKu akan memasuki surga kecuali yang abai"

Artinya semua akan mendapatkan keberhasilan dan kemenangan surga kecuali yang mengabaikan norma-norma dan perintah dari Rasulullah.

Agar tulisan ini tidak keluar dari judul di atas maka perlu saya tafsirkan bahwa lomba adalah untuk menaklukkan musuh sehingga memperoleh kemenangan. Seseorang yang sedang mengikuti lomba kemudian ia dinyatakan kalah oleh juri maka pada hakikatnya ia telah memperoleh kemenangan atas musuh lain yang paling mendekati dirinya.

Semua peserta lomba pada hakikatnya secara tidak kasat mata memiliki musuh-musuh berlapis yang ingin mengalahkan dirinya.

Beberapa hal yang bisa saja diartikan musuh diri sendiri seperti; malas, kurang fokus, ingatan lemah, ceroboh, dan menyepelekan. Semua itu adalah musuh yang paling dekat dan melekat pada setiap orang. Ada juga nervous, gugup, atau demam panggung atau apa sajalah istilah yang semakna dengan itu adalah musuh tak kasat mata yang paling sering menyerang peserta lomba sehingga ia kehilangan konsentrasi dan keseimbangan.

Orang yang sudah berani tampil untuk menunjukkan kemampuannya di depan banyak orang namun ia dinyatakan kalah oleh juri karena ada kemampuan yang lebih bagus maka sebenarnya ia telah menang menghadapi musuh nervous itu, karena banyak orang lain yang untuk menyelesaikan pertunjukannya saja tidaklah mampu.

Hal lain seperti lomba pidato anak-anak, ada yang baru naik panggung kemudian pegang microphone lalu dia menyapa penonton tapi setelah itu ia menangis kemudian lari! Ia kalah dibandingkan contoh di atas yang mampu menyelesaikan kemampuannya, akan tetapi ia menang atas orang lain yang untuk naik ke panggung saja ia tidak berani.

Begitu seterusnya pola pikir dari hakikat kemenangan ini. Tanpa pola pikir semacam ini, maka tidaklah berguna kalimat-kalimat motivasi di atas. Kemudian yang akan terjadi hanyalah tentang keputusasaan dan ketidakberdayaan.

Bukankah seorang Muhammad Ali, Pele, Maradona, Ronaldo, Michael Jordan, dan lain sebagainya telah juga melewati dan berhasil mengalahkan musuh-musuh yang berlapis pada dirinya sendiri sehingga ia dinyatakan sebagai pemenang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun