Setelah tracking kurang lebih tiga jam (sudah termasuk berfoto ria dan duduk santai di bawah pepohonan), kami beristirahat di lesehan tak jauh dari tempat parkir. Kami sengaja memilih tempat itu agar bisa membaringkan tubuh. Minuman segar dan makanan ringan menjadi pilihan mengusir dahaga.
Bukit Campuhan ini rekomendasi teman suami. Kami memang sengaja memilih tempat wisata pedesaan di hari kedua liburan. Alasan sederhananya, agar wisatanya tak melulu soal pantai. Bali memang lengkap bila bicara tentang wisata : pantai, tempat bersejarah, Pura, wahana permainan air, suasana pedesaan, dan banyak lagi.
Sepulang dari Bukit Campuhan, kami singgah di Pasar Seni Ubud. Di sini kita bisa membeli berbagai hasil kerajinan tangan. Sebut saja batik, tas dari rotan yang dirajut, topeng, topi pantai, patung, ukiran, dan banyak lagi. Suami tertarik membeli miniatur sepeda. Katanya ada alasan filosofisnya : agar tak terjatuh, kita harus terus mengayuh.
Dari Pasar Seni, kami menyempatkan menikmati Kuta di sore hari. Tak ada rasa bosan mengunjungi pantai ini. Apalagi di sekitarnya semua lengkap. Mulai dari minuman ringan, jajanan pinggir jalan, hingga makanan cepat saji ala orang barat.
Di hari ketiga, dan sebagai puncak liburan ke Bali, kami memilih ke Pura Tanah Lot. Agar tidak ketinggalan keindahan matahari terbenam dan buru-buru di perjalanan, kami memulai berkendara sejak pagi hari.
Kecepatan untuk berburu sunset? Tidak! Kita bisa menghabiskan waktu dengan berburu oleh-oleh di sekitaran pintu masuk. Bahkan waktu tak terasa untuk memilah barang apa saja yang hendak dibeli -- soalnya hampir semua barang bagus dan unik dengan harga yang terjangkau.
Kita juga tak sulit mencari makanan di sekitar tempat wisata ini. Banyak pilihan, dan pastinya halal, juga dengan harga yang relatif murah untuk ukuran tempat wisata pada umumnya.
Sampailah pada puncaknya. Air laut yang surut, memungkinkan kami untuk turun sampai ke bibir laut. Sebelum mentari meninggalkan siang, semua pengunjung sudah siap-siap mengabadikan momen yang paling indah. Para fotografer profesional telah berbaris rapi di sebuah sudut yang rapat ke tebing. Pengunjung yang lain, tumpah ruah di atas karang -- yang untuk sementara ditinggalkan air.
Siluet, sunset, dan air laut yang beranjak pasang, menjadi 'oleh-oleh' termanis dari Pura Tanah Lot. Sepulang dari Pura Tanah Lot, kami menikmati bagian dari paket yang terakhir : spa khas Bali. Sengaja diambil di malam terakhir, supaya saat pulang, tubuh kembali bugar.
Paket liburan 5 hari 4 malam terasa tak cukup untuk menikmati Bali dengan segala keindahannya. Tetapi juga tak mengecewakan.
Bali, kami pasti kembali!