Sebagai seorang yang tinggal di daerah yang tidak ada bioskopnya, kami terbiasa nonton film online. Mungkin bukan suatu hal yang enak didengar bagi para pembuat film, tapi mau gimana lagi, ya 'kan? Gak mungkin gak nonton sepanjang tahun. Apalagi kalau membaca review yang buat penasaran.
Yup... Begitulah perjumpaanku dengan sebuah film berjudul Hacksaw Ridge. Setelah membaca ulasan di media sosial, rasa penasaran membuncah. Kemudian, dengan modal hotspot dari smartphone, terjawablah rasa penasaran itu.
Hacksaw Ridge adalah film biografi perang yang disutradarai oleh Mel Gibson dan dirilis di Amerika Serikat pada tahun 2016. Film yang berdurasi 139 menit ini memiliki rating yang sangat bagus. Ya, namanya juga pemburu film pasti kebanyakan tolak ukurnya adalah rating.
Naskah yang ditulis oleh Andrew Knight dan Robert Schenkkan ini diadopsi dari kisah nyata kehidupan perang yang dialami seorang lelaki yang bernama Desmond Doss yang diperankan oleh Andrew Garfield. Pria ini adalah salah satu orang yang menolak peperangan, menolak pembunuhan dan menolak untuk mengangkat senjata tapi malah masuk ke militer.
Hah? Kok bisa?
Ya, awalnya nonton ini juga aku ikutan kesel, gak hanya Sersan Howell (diperankan Vince Vaughn) dan seluruh prajurit yang satu kompi dengannya saja. Semua terheran-heran, terkhususnya Kapten Glover (diperankan Sam Worthington) yang akan memimpin kompi mereka di medan pertempuran. Ia berpikir bahwa Desmond adalah konyol dan akan menjadi sumber masalah.
Tapi aku semakin tertarik menonton film kisah nyata ini karena hal yang tidak masuk akal itu. Doss masuk agar dikirim sebagai tenaga medis ke medan perang.
Pengen tahu kedepannya jadinya nasib Desmond gimana, ya? Di depak dari kemiliteran atau dijadikan tukang masak perkemahan militer? Ya alasannya berpikir begitu karena nggak mungkin seorang masuk militer yang notabene bertugas di medan perang tidak mau mengangkat senjata dan membunuh. Ya, buat apa kan masuk militer, malah makin membuat orang nambah kerjaan untuk melindunginya.
Aku sempat menebak-nebak saat Doss dipaksa keluar dari militer dan dia gak mau. Bahkan sampai dibuat pengadilan gitu. Yang paling dramatis, dia dikurung dan gak bisa menghadiri pernikahannya sendiri. Singkat cerita, dia akhirnya bisa melanjutkan passion-nya di militer dengan dibantu sebuah surat dari seorang petinggi militer. Surat itu diusahakan oleh ayahnya, yang notabene adalah seorang pejuang perang. Ironis, karena ayahnya sempat melarang Doss dan kakaknya ke medan perang.
Sejauh ini, kita terpengaruh untuk tetap mempertahankan keyakinan.
Namun, seperti banyak kisah, pasti ada saatnya kita berada di persimpangan jalan. Bingung menentukan arah perjalanan selanjutnya. Mempertahankan langkah atau mengubah rute. Demikian juga dengan Doss. Itu bisa kita lihat di menit ke 98. Ketika Desmond berkata, "What do You want from Me? I can't hear you!" Seakan ia sedang berbicara kepada Tuhan dan menggugat.