Banyak hal yang tak terdefinisi dalam kehidupan ini. Kehidupan penuh misteri adalah fase yang tidak bisa terelakkan. Harus dijalani, bukan? Bicara tentang misteri kehidupan, sederhana tapi kadang membayangkan saja sulit. Apalagi untuk memahami dan menerima.
Di tahun 2016, Korea Selatan merilis film berjudul Canola. FIlm ini disutradarai oleh Chang, berdurasi 116 menit dan bergenre kekeluargaan. Menurut saya, film ini bisa mengasah hati nurani untuk bisa memahami dan menerima kehidupan lewat nilai-nilai yang disajikan.
Korea Selatan memang jagonya dalam pembuatan drama. Mulai dari alur cerita sampai dengan artis yang berakting, semuanya maksimal. Perlu juga diacungi jempol bahwa film korea selatan selalu sukses membawa penonton larut dalam dramanya. Gak heran, drama korea kini yang paling ditunggu-tunggu di seantero negeri.
Film Canola ini dibintangi salah satu aktris yang banyak digandrungi para anak muda zaman now. Ingat film Goblin? Nah, salah satu pemeran utama Canola adalah Kim Go-Eun (istri Goblin. Hahaha). Ada juga Min-Ho, dan nenek Youn Yuh-Jung.
Point penting yang sangat saya sukai di film ini adalah kesabaran seorang nenek yang membesarkan cucu semata wayangnya dengan kesederhanaan yang dimiliki. Di usia tuanya, sang nenek tetap bekerja sebagai penyelam pencari karang agar dapat membelikan apapun yang diinginkan cucunya, salah satunya adalah krayon gambar. Hye-ji sangat suka menggambar apapun yang dilihatnya, terlebih lagi menggambar wajah orang.
Hanya karena belanja ke pasar, sang nenek akhirnya kehilangan Hye-ji yang telah melepaskan genggamannya. Dan yang paling membuat terharu adalah si nenek yang tetap mencari cucunya yang hilang selama belasan tahun. Menurut sobat, siapa yang masih berharap dan menyebarkan berita hilang setelah kehilangan seseorang berapa puluh tahun?
Pasti ada, tapi ini berbeda. Seorang nenek yang sudah tua tetap percaya cucunya pasti kembali. Ia melakukan usaha-usaha yang mengharukan. Mulai dari tidak mau menjual rumahnya, sampai membuat berita kehilangan di sampul minuman kotak. Berharap Hye-Ji yang disayanginya masih hidup ingat untuk kembali pulang.
Drama ini tersajikan dengan sangat sempurna. Ya, semua pecinta film korea juga pasti tahu, korea paling bisa menyajikan film dramatis dan melankolis.
Nilai kemanusiaan yang ditonjolkan di film ini sangatlah kental. Dan air mata keluar bukan karena sedih meratapi nasib si nenek, tapi sedih jika zaman sekarang nilai kemanusiaan itu bukanlah sesuatu yang berharga lagi.
Film-film bergenre family ini sangat bagus untuk menumbuhkan sisi kemanusiaan. Ya, sekali-sekali tak melulu nonton korea cinta-cintaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H