[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="Briptu Eka Frestya/tempo.co"][/caption] Sampai kapan Presiden menggantung status BG, ditunda dilantik atau dibatalkan belum juga jelas. Menjadi orang nomer 1 di Trunojoyo Jakarta. Lika-liku, teka-teki penuh intrik melebihi film thriller. Panggung besar digeber, adu strategi, perang urat saraf antara cicak dan buaya terus berseri, bersaing dengan GGS. Dihujat terus, tapi tambah kuat eksisnya. Dibenci tapi selalu ditunggu kehadirannya. Istana sendiri, sengaja membiarkan bola liar, menggelinding kemana-mana. Istana sebagai sutradara, atau sebatas sebagai penonton juga, yang bingung akan berbuat apa, tidak punya daya keberanian untuk bertindak lugas beringas? Bagaimana isi hati dan otak BG sekarang ini?sabar atau penuh amarah, emosi meluap menghadapi posisi nasibnya. Tinggal selangkah lagi, tapi 99% gagal. Manusia mana yang tulus ikhlas melepas kesempatan langka seumur hidup, bertahun-tahun merintis karier. Kristalisasi keringat, darah dan airmata telah tumpah ruah mewujudkan cita pucuk pimpinan korps bayangkara. Jabatan yang selalu gaduh diberitakan, beda dengan suksesi pimpinan TNI yang sepi sepi saja. Kursi Kapolri memang seksi, bukan gendut. Kasihan benar BG. Sekarang muncul lagi beberapa kandidat lain yang diusulkan, tahap audisi dilakukan ulang, jika perlu masyarakat berhak memilih lewat sms. Drama reality show diputar panjang, tim sukses siap bekerja di belakang layar, lobi sana lobi sini, penuh trik menjual jagoannya masing-masing. Kecap ini yang nomor satu dalam kompetisi Kapolri idol. Ah, andai Si Cantik Briptu Eka Frestya diusulkan Kompolnas, disetujui DPR. Pasti saya akan mengirim sms sebanyak-banyaknya. Ngevote dengan sepenuh hati, Briptu Eka Frestya menjadi Kapolri. Adem. Bagaimana dengan Bapak Presiden Jokowi? masih perlu mikir panjang lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H