Mohon tunggu...
Emran Maulana Adam
Emran Maulana Adam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Amatir

Saya suka mempelajari Ilmu Sosial, Sepakbola dan Lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pungli di Tempat Wisata: Ancaman Tersembunyi bagi Pengunjung dan Industri

12 Mei 2024   06:20 Diperbarui: 12 Mei 2024   06:25 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pungutan liar atau pungli telah menjadi problematika yang meresahkan dalam industri pariwisata di berbagai daerah di indonesia. Di tengah upaya untuk mempromosikan destinasi pariwisata lokal, praktik pungli seringkali menjadi hambatan yang nyata. Kasus-kasus seperti yang terjadi di Warpat, Puncak, Jawa Barat di mana pengunjung dikenakan biaya sebesar 50 ribu rupiah per mobil, menjadi gambaran nyata dari bagaimana pungli merusak citra dan pengalaman suatu tempat.

Dampak Pungli Terhadap Pariwisata Lokal

Praktik pungli seperti yang terjadi di Warpat, Puncak, memiliki dampak yang luas terhadap pariwisata lokal:

1. Merusak Citra Destinasi Wisata

  

Praktik pungli menimbulkan citra negatif bagi destinasi wisata, yang dapat menghambat pertumbuhan pariwisata suatu daerah. Pengunjung yang merasa diperlakukan tidak adil akan menyebarkan pengalaman buruk mereka, serta bisa mengurangi minat orang lain untuk mengunjungi tempat tersebut.

2. Menghambat Pengembangan Ekonomi Lokal

Biaya tambahan yang tidak resmi yang dikenakan oleh oknum pungli, jarang dialokasikan pada pembangunan ekonomi lokal atau kesejahteraan masyarakat setempat. Sebaliknya, itu hanya mengisi kantong oknum yang tidak bertanggung jawab.

3. Mengurangi Pengalaman Wisata

Pengunjung yang merasa tertipu oleh pengalaman pungli akan mengalami ketidaknyamanan dan ketidakpuasan selama kunjungan mereka. Hal ini dapat mengurangi keinginan mereka untuk kembali atau hanya sekedar merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain.

Menelusuri Akar Masalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun