Hari Minggu kemarin, 5 Januari 2024 saya dikejutkan adanya berita dari keluarga di kabupaten Indramayu. Pohon Randu yang telah berusia lebih dari 400 tahun tiba-tiba tumbang.Â
Pohon itu letaknya di tepi jalan, seberang deretan rumah keluarga saya dari pihak ibu. Memang sejak sore telah dilanda hujan lebat.Â
Pohon Randu tersebut istimewa bukan hanya karena usianya yang empat abad, tapi juga pohon randu terbesar yang pernah saya lihat. Tingginya sekitar 30 meter. Kalau buah kapuknya sedang lebat, gumpalan-gumpalan kapuk seperti salju yang beterbangan.Â
Tidak heran jika masyarakat Indramayu menyebut pohon ini adalah Randu Gede. Dalam lidah orang sana, justru terdengar seperti Rangdu Gede. Saking besarnya, butuh beberapa orang agar bisa memeluk pohon itu. Kalau tidak salah, diameternya lima meter.Â
Pohon Randu, dikenal juga sebagai pohon kapuk. Kapuk yang dihasilkan satu pohon bisa untuk membuat satu kasur. Lebih nikmat tidur di kasur yang terbuat dari kapuk daripada springbed. Demikian pula bantal dan guling.Â
Randu Gede Saksi SejarahÂ
Dengan usianya yang lebih dari empat abad, maka pohon Randu Gede ini adalah saksi hidup sejarah kota Indramayu. Â Apalagi lokasinya di tengah kota, dekat alun-alun. Â Tepatnya di jalan Letnan Sutejo.Â
Dahulu kala, dekat pohon Randu Gede terdapat barak militer tentara Belanda. Tidak mudah pasukan Belanda untuk masuk ke wilayah Indramayu karena dihalangi oleh para pejuang. Tetapi karena persenjataan lengkap dan banyaknya pasukan, Belanda berhasil menduduki Indramayu.
Pada masa penjajahan Jepang, tentara Jepang mengambil secara paksa aset-aset milik Belanda. Begitu pula dengan barak itu berhasil direbut oleh tentara Jepang.Â