Bertahun-tahun tidak menginjak kawasan Pasar Santa, takjub dengan banyaknya perubahan di sini. Apalagi dengan adanya jalan layang yang dilintasi Trans Jakarta, sangat memudahkan masyarakat untuk dolan ke kawasan ini.Â
Nah, kali ini saya melipir ke area Pasar Santa berkat ajakan mas Erri Subakti, admin komunitas FC. Dia mengundang teman-teman datang ke restoran Penn Jakarta. Ternyata lokasinya persis di sebelah gerai fried chicken yang terkenal itu. Jadi, lebih gampang ditemukan.
Gedung Penn Jakarta tampak elegan dari luar. Tapi restoran yang saya tuju ada di lantai tiga. Kita bisa menggunakan tangga yang terpasang di di depan, atau kalau mau naik lift, masuk dulu ke lantai dasar, di sudut kanan tersedia lift tersebut. Modern, bukan?. Jarang lho restoran yang menyediakan lift, padahal fasilitas ini mempermudah pengunjung.Â
Di atas, langsung disambut staf yang ramah dan sopan. Mereka mempersilakan kami untuk memilih tempat duduk. Mas Erri sudah datang juga, kemudian bergabung di satu meja panjang. Kami diperkenalkan pada pemilik restoran, seorang wanita muda yang cantik dan energik, Anastasia Anindya.Â
Anastasia menceritakan bagaimana mendirikan Penn Jakarta pada masa pandemi Covid 19 tahun 2020. Ketika justru banyak orang menahan diri untuk tidak keluar, Anastasia malah merencanakan membangun gedung ini.Â
Toh, keyakinannya terbukti bahwa atensi masyarakat cukup tinggi. Terutama para eksekutif muda yang membutuhkan tempat untuk bersantai, makan enak dan kongkow bersama teman-teman. Memang Penn Jakarta dekat dengan perkantoran di SCBD maupun Blok M.Â
Kalau mau minum kopi sambil bekerja, tersedia kafe di lantai dua. Sedangkan kalau mau makan berat, ke restoran yang berada di lantai tiga. Ruangan restoran didesain sangat menarik. Di dinding terdapat gambar-gambar artis atau musisi.Â
Pada saat weekend ada live music, Penn Jakarta sering mengundang band terkenal. Panggung mini di sisi jendela kaca dilengkapi dengan peralatan musik. Sayang saya datang bukan malam Minggu, jadi tidak bisa menikmati musik.
Sajian Lezat Penn RestaurantÂ
Sewaktu saya baru duduk, staf langsung menyodorkan bitterballen. Saya langsung tertarik dong. Soalnya tidak banyak restoran yang mampu menyajikan bitterballen yang lezat. Tanpa ragu saya mencicipi kue ini.Â
Wow, yummy  Tak disangka bitterballen ini sangat lezat. Bulatannya cukup besar, di dalamnya terdapat daging sapi dan keju yang meleleh. Sebagai penggemar keju, lidah saya langsung melumat bitterballen ini dengan nikmat. Dalam waktu singkat, dua buah bitterballen habis saya makan.
Untuk makanan berat, yang juga sebagai makan malam, Â saya mendapatkan satu Truffle Supreme Pizza ukuran besar yang terdiri dari enam potong. Sedangkan minumannya adalah orange mango squash. Warnanya kuning menyala, sangat menarik dipandang mata.
Orange mango squash ini tanpa gula, jadi terasa sangat asam. Tapi bukan masalah karena minuman ini bagi saya berfungsi untuk membangkitkan selera makan dan juga sebagai penetralisir lemak yang akan dimakan. Rasanya asam-asam segar di tenggorokan.Â
Tak berapa lama pizza pun datang. Saya selalu bersemangat makan pizza, karena ini adalah makanan kesukaan. Pizza ini full keju dengan jamur sebagai topping. Â Saya mengambil sepotong, keju mozzarella terurai cantik. Begitu masuk ke mulut, cita rasa yang berbeda saya dapatkan. Ini bukan keju yang biasa digunakan oleh restoran lain. Jelas ini keju kualitas prima yang ada di restoran Italia.Â
Benar saja, menurut Anastasia, mereka berusaha membuat makanan Italia di sini se-otentik mungkin, sesuai dengan resep yang berasal dari Italia. Begitu juga dengan cara memasaknya. Selain pizza, saya juga ikut mencicipi pasta yaitu spaghetti carbonara. Ini kejunya juga luar biasa lezat.Â
Satu porsi spaghetti sangat mengenyangkan karena disajikan dengan piring dengan cekungan di tengah. Ada dua jenis spaghetti yang dinikmati teman-teman, selain spaghetti carbonara ada juga spaghetti Aglio Olio yang berwarna kehijauan.Â
Masakan NusantaraÂ
Jangan disangka bahwa Penn Restaurant hanya menyajikan makanan ala Barat. Restoran ini juga menyediakan masakan tradisional Indonesia. Teman saya menyantap ayam betutu ala Bali dengan sambal khasnya.Â
Teman-teman lainnya ada yang memilih kwetiau. Menurut mereka makanan itu juga sangat enak sehingga mereka mampu menghabiskan tanpa sisa.Â
Selesai makan, kami naik ke atas. Di sini ada roof top dengan city view. Suasananya romantis banget, apalagi kalau minum kopi bersama pasangan. Tapi buat kita, melihat pemandangan gedung-gedung dengan cahaya gemerlapan bisa menghilangkan penat dan menimbulkan semangat.Â
Nah, kalau penasaran, datang aja ke sini. Bisa naik Transjakarta atau membawa kendaraan pribadi. Saya pilih Transjakarta supaya tidak terkena macet. Apalagi haltenya persis di depan Penn Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H