Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Munasprok hingga Tugu Proklamasi

12 Agustus 2024   19:54 Diperbarui: 12 Agustus 2024   20:05 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Irwanto di bunker (dok.pri)

Setiap bulan Agustus, yang identik dengan bulan kemerdekaan, saya selalu menyempatkan diri menyusuri jejak-jejak sejarah. Meskipun sudah berulang kali, tetapi saya tidak pernah bosan. Saya menyelami rasa yang ditinggalkan para pahlawan.

Kebetulan tahun ini Koteka (Komunitas Traveler Kompasiana) bekerja sama dengan Wisata Kreatif Jakarta dan Country Choice mengadakan acara Napak Tilas Kemerdekaan. Saya pun dengan semangat mendaftar supaya bisa ikut serta. Ada delapan Kompasianer di antara peserta lainnya. 

Kami berkumpul di Museum Perumusan Naskah Proklamasi mulai pukul 08.30.  Berhubung saya tiba di stasiun Cikini sebelum jam delapan pagi, saya memutuskan jalan kaki ke Munasprok. Padahal rute nanti juga jalan kaki ke arah ini. 

Tiba di Munasprok, kami absen dahulu sambil menunggu kedatangan teman-teman lain. Saya yang merasa sudah sangat familiar dengan museum ini, santai saja depan meja resepsionis. Saya mengingat kembali peristiwa bersejarah yang terjadi di museum ini. 

Tim Koteka (dok.wkj)
Tim Koteka (dok.wkj)

Setelah pembukaan oleh tim WKJ dan Country Choice, kami dibagi dalam tiga kelompok. Satu kelompok adalah tim Koteka, dengan guide yang dikenal dengan sebutan Incess. Kami mulai masuk satu persatu ke dalam ruangan.

Sejarah di Munasprok 

Bangunan museum dahulu merupakan rumah dinas Laksamana Maeda, seorang perwira dari Angkatan Laut Jepang. Laksamana Maeda memiliki peran penting dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia meminjamkan rumahnya untuk pertemuan para pejuang kemerdekaan. 

Di ruang tamu Maeda (dok.pri)
Di ruang tamu Maeda (dok.pri)

Ruang pertama yang kami masuki adalah ruang tamu di mana Laksamana Maeda menerima tamu-tamu penting. Di antaranya adalah para pemimpin Indonesia seperti Sukarno Hatta, Ahmad Subardjo, Sukarni dan lain-lain. Masih ada seperangkat meja kursi dari masa itu. 

Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo. (Dok.pri)
Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo. (Dok.pri)

Kemudian kami memasuki ruang yang lebih besar. Di tengahnya ada meja panjang dan besar dengan yang lebih merupakan meja makan keluarga. Di meja inilah para perumus naskah Proklamasi berkumpul dan merumuskan teks proklamasi. Di dinding tergantung papan tulis dengan tulisan Bung Karno yang berisi teks proklamasi. 

Selanjutnya kami ke ruang kerja notulen. Tampak patung Sayuti Melik sedang menghadapi mesin tik. Dialah yang mengetik naskah Proklamasi bersama BM Diah. Dalam pengetikan, kala melakukan kesalahan, kertas yang salah diremas dan dibuang oleh Sayuti Melik. Tetapi BM Diah menyelamatkan naskah tersebut. Ini adalah bukti sejarah yang penting.

Pengesahan naskah Proklamasi (dok.pri)
Pengesahan naskah Proklamasi (dok.pri)

Lalu kami kembali ke ruang besar yang ada di depan. Ruang ini merupakan tempat pengesahan naskah Proklamasi. Ada deretan tokoh yang hadir pada waktu itu, terpampang di dinding. Banyak tokoh pemuda, di antaranya adalah Sukarni CS yang ikut andil dalam membawa Bung Karno dan bung Hatta ke Rengasdengklok. 

Selesai penjelasan di ruang pengesahan naskah Proklamasi, kami ke lantai atas. Kamar Laksamana Maeda juga ada di atas. Selain itu ada juga beberapa bukti sejarah lainnya. 

Bunker 

Di halaman belakang yang luas, terdapat sebuah bunker kecil. Zaman penjajahan dulu memang lazim membuat bunker untuk persembunyian. Bunker yang ada di halaman Munasprok ini digunakan untuk menyimpan arsip penting, antisipasi jika terjadi sesuatu yang buruk pada rumah Laksamana Maeda. 

Beberapa orang pengunjung mencoba turun ke bawah. Lebih leluasa tentu yang bertubuh langsing karena bunker ini mirip sumur dengan mulut yang tidak besar. Tangga turun ke bawah adalah tangga besi. Dahulu mestinya tangga yang terbuat dari bambu. Tangga ini disandarkan ke dinding. 

Kompasianer Ajeng Leodita pun tak segan turun ke bawah. Ia melongok ruangan kecil yang berada di bawah. Namun sekarang hanya berupa ruangan kosong, tidak ada sesuatu apapun di sana. Kita hanya membayangkan suasananya yang seperti dulu.

Bambang Irwanto di bunker (dok.pri)
Bambang Irwanto di bunker (dok.pri)

Selain Ajeng Leodita, Bambang Irwanto juga turun ke ruang bunker. Menurut dia di bawah panas dan pengap. Maklum tidak ada udara yang mengalir. Entah bagaimana jika dahulu orang bersembunyi di bunker.

Menyusuri jalan Imam Bonjol 

Setelah semua sudut Munasprok dijelajahi, kami keluar untuk menyusuri jalan Imam Bonjol. Pertama, menyeberang ke Taman Suropati. Di taman ini terdapat masjid Babah Alun yang cantik. 

Di halte depan taman Suropati (dok.wkj)
Di halte depan taman Suropati (dok.wkj)

Kemudian dari taman Suropati masih berjalan lagi ke arah Timur (RSCM). Kami melewati rumah proklamator kemerdekaan RI, Bung Hatta di jalan Imam Bonjol nomor 57. Guide memberikan penjelasan singkat mengenai rumah ini. 

Rumah Bung Hatta (dok.wkj)
Rumah Bung Hatta (dok.wkj)

Perjalanan dilanjutkan hingga tiba di depan gedung Metropole. Gedung ini dulu sempat berganti nama menjadi Megaria. Namun sekarang dikembalikan lagi dan renovasi membuat gedung ini menjadi cantik. 

Di depan Metropole (dok.wkj)
Di depan Metropole (dok.wkj)

Terakhir, kami berhenti di gedung Perintis kemerdekaan yang dahulu sering disebut gedung Pola. Di sini terdapat tugu proklamasi dengan dua patung proklamator, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta. 

Selesai Napak Tilas Kemerdekaan hari ini. Kami istirahat dan berkumpul. Alhamdulillah Country Choice memberikan hadiah bagi pemenang lomba Instagram Story dan beberapa kuis. Sedangkan untuk tim Koteka, ada bonus tersendiri. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun