Ketika semua selesai memakai APD, kami dipandu ke area proyek MRT. Dari kantor proyek sekitar 100 meter saja, melintas hutan Monas dan melihat escavator sedang bekerja.Â
Kami lalu masuk ke lorong dengan menuruni tangga empat kali. Setiap tangga terdiri dari delapan anak tangga. Lumayan juga buat orang yang lututnya mulai rapuh. Saya dengan hati-hati melangkah satu persatu.
Sampailah kami di lorong stasiun MRT Monas, yang jelas masih penuh debu, Â udara pengap dan panas. Maklum berada di bawah tanah, oksigen sangat terbatas. Di sini kami mendapat penjelasan tentang peta stasiun Monas.Â
Tangga dan eskalator menuju tunnel MRT fase kedua masih dalam pengerjaan, tidak bisa dilewati. Untuk menuju ke tunnel, melalui tangga yang digunakan para pekerja, lebih kecil dan agak berputar. Tangga ini juga harus dilewati dengan berhati-hati.Â
Di bawah, tunnel sudah menampakkan bentuknya, sebuah lorong yang memanjang. Tunnel MRT ini mengingatkan saya pada tunnel yang ada di Istanbul. Tapi tentu saja kelak tunnel MRT kita lebih modern dan bagus.Â
Meskipun masih lama penyelesaiannya, kami sudah dapat membayangkan bagaimana nantinya tunnel ini beroperasi. MRT akan melaju dari stasiun bundaran HI ke stasiun Harmoni, melesat dengan cepat.Â
Setelah berfoto bersama di tunnel, kamu kembali ke atas, lalu ke kantor proyek. Di dalam kantor istirahat sejenak, tepatnya mengademkan diri dengan AC karena di bawah tadi sangat panas. Seperti biasa, Ira Latief dari WKJ memberikan kuis berhadiah souvernir. Kunjungan ini selesai sekitar pukul 16.30 .Â