Kematian Presiden Iran bukan berarti Sekutu bisa bertepuk dada sekarang. Presiden Iran hanya salah satu pemimpin di negara itu. Kita ingat, pemimpin tertinggi negara Iran adalah Ayatullah Khomeini. Maka, langkah-langkah untuk menyelamatkan Iran, pertama ada di tangan Khomeini.Â
Setelah memastikan kabar bahwa Ebrahim Raisi betul-betul tewas, maka Khomeini segera mengeluarkan perintah darurat. Hal ini diperlukan untuk menjaga stabilitas politik di dalam negeri dan juga untuk berjaga-jaga terhadap serangan Sekutu berikutnya.Â
Ada 4 perintah dari Khomeini:
1. Â Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber menggantikan fungsi Presiden Iran sesuai dengan pasal 131. Mokhber akan diminta untuk bekerjasama dengan kepala yudikatif dan legislatif untuk mempersiapkan pemilihan presiden dalam waktu maksimum 50 hari.
2. Pemilihan presiden diselenggarakan dalam waktu 50 hari mendatang.
3. Dibentuk sebuah dewan yang terdiri dari presiden sementara (Mokhber) bersama ketua kehakiman dan ketua parlemen  untuk menyelenggarakan pemilu.Â
4. Pemilihan presiden yang awalnya dijadwalkan 2025, dimajukan pada bulan Juli mendatang.Â
Tugas berat berada di bahu Mohammad Mokhber, karena selain mengupayakan penyelenggaraan pemilihan presiden, juga harus waspada terhadap rencana-rencana Sekutu yang pasti tidak akan membiarkan Iran menarik nafas. Â Tingkat keamanan Iran harus dalam status tertinggi.Â
Ibaratnya, seekor singa sedang menghadapi keroyokan hiena yang ingin mencabik-cabik tubuhnya. Sang raja hutan tentu tidak akan berdiam diri. Iran akan mempertahankan kedaulatannya sebagai sebuah negara. Dan hal itu juga disadari oleh Sekutu.Â
Apa yang menjadi andalan Iran? Pertama, komando tertinggi tetap ada di tangan Ayatullah Khomeini. Selama dia masih ada, maka Iran masih bisa berdiri tegak. Sudah pasti penjagaan terhadap Khomeini juga ditingkatkan seiring dengan memanasnya suhu politik Timur Tengah gegara tewasnya Presiden Iran.Â
Kedua, kita ketahui Iran bersahabat dengan Rusia, Cina dan Korea Utara. Meskipun tidak secara terang-terangan, negara-negara tersebut pasti mengulurkan bantuan. Apa yang terjadi pada Iran adalah lonceng peringatan bagi kubu Blok Timur. Mereka juga meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi-aksi Sekutu.Â