Di jantung kota Jakarta ada sebuah rumah makan yang estetik dan otentik khas peranakan Tionghoa. Dengan bangunan tempo dulu, dan vintage zaman Belanda, pas banget untuk membayangkan suasana saat Jakarta masih bernama Batavia. Apalagi dengan lukisan-lukisan yang menggambarkan aktivitas warga, khususnya keturunan peranakan Tionghoa waktu itu.
Lokasi tepatnya, di jalan Taman Kebon Sirih, persis di samping sebuah hotel. Jadi, cukup strategis dan mudah ditemukan. Saya pun bisa berjalan kaki dari depan gedung kementerian agama yang ada di Jalan Thamrin. Â Tapi kalau malas, silakan gunakan ojek online, cepat dan praktis.Â
Begitu masuk kita akan disambut dengan ramah oleh para karyawan rumah makan ini. Mereka dengan sigap akan melayani setiap pengunjung yang datang. Oh ya jangan lupa reservasi terlebih dahulu, karena biasanya penuh pada jam makan. Rumah makan ini menjadi tujuan turis asing yang menyukai sejarah dan suasana etnik di dalamnya.Â
Ada ruangan non smoking dan ada yang semi outdoor atau smoking area. Bahkan untuk grup kecil ada ruangan khas dominasi merah dan hijau. Ini sering digunakan untuk kongkow-kongkow bersama bestie, tapi bisa juga rapat tak resmi.Â
Santapan lezat
Setiap jenis makanan yang disajikan oleh restoran ini adalah santapan lezat. Boleh dikatakan, tidak ada yang tidak enak. Cita rasanya memanjakan lidah, membuat kita ketagihan.Â
Saya sudah mencicipi asam iga, tumpeng, nasi timbel dan beberapa jenis cemilan dan es Sirih Merah. Terakhir ke sana pada tahun baru, saya memesan paket nasi timbel komplit. Ini sudah termasuk sayur asem yang segar, tempe tahu, lalapan, ayam goreng, ikan asin dan sambal. Untuk minumnya saya memilih teh manis hangat. Sedangkan untuk makanan penutup saya memesan onde-onde.Â
Nasi timbel ini enak banget, bahkan saya merasa nasinya kurang. Padahal saya tidak  biasa makan banyak.  Tapi kalau ini jadi pengecualian. Tidak boleh menyia-nyiakan makanan lezat karena merupakan salah satu rezeki dari Allah SWT.Â