Jangan mengaku orang Depok kalau tidak tahu seluk-beluk Depok. Betul gak sih? Aku yang sejak kelas empat SD tinggal di Depok, merasa wajib mengetahui segala hal tentang Depok.
Depok terletak di Selatan Jakarta, masuk ke Jawa Barat. Dahulu di bawah naungan Bogor, lalu menjadi kota administratif, terakhir menjadi kotamadya. Depok berkembang pesat sebagai wilayah kaum urban dengan penduduk yang padat.Â
Namun di balik kegelisahannya, ada kisah-kisah menarik yang membuat penasaran. Kisah tentang "Belanda Depok" yang merupakan trade mark tersendiri bagi warga Depok. Akupun mengetahui cerita ini sejak dulu karena memiliki teman SD yang keturunan Belanda Depok.Â
Nah, pada saat kuliah Jurnalistik di IISIP Lenteng Agung, aku bersahabat dengan Fanny Jonathan Poyk. Dia adalah putri dari Gerson Poyk, yang dikenal sebagai sastrawan dan telah meraih penghargaan nasional. Mbak Fanny, demikian aku memanggil, mewarisi bakat dan kepiawaian bapaknya di bidang sastra.Â
Sabtu, tanggal 30 September lalu mbak Fanny meluncurkan sebuah novel: Depok yang bertempat di kolong flyover Arief Rahman Hakim. Tempat yang sudah ditata apik oleh para seniman dan sastrawan untuk berkreasi dan berkarya. Meskipun sederhana, inilah wadah yang dibutuhkan mereka.
Dalam peluncuran ini, ada diskusi novel tersebut dengan pembahas Sihar Ramses dan Sang Suami, Jonathans, keturunan Belanda Depok.Â
Novel Depok
Mbak Fanny sudah beberapa kali menulis novel, ada novel dewasa dan ada novel anak-anak. Kali ini, ia menulis novel tentang Depok. Ini bukan sembarang novel karena melalui riset yang cukup banyak. Bantuan utama datang dari sang suami yang merupakan salah satu keturunan Belanda Depok dari marga Jonathans.Â
Novel yang berjudul Depok (Tentang Ibuku, Kota Depok, Feminisme, Filsafat Kehidupan dan Cinta) merupakan novel fiksi dengan tokoh sentral seorang perempuan bernama Thio Ok Nyo atau Lena Jonathans. Kita akan merasakan perjuangan seorang perempuan yang suaminya meninggal dibunuh pada masa penjajahan Jepang. Perempuan itu kemudian berusaha seorang diri untuk membesarkan anak-anaknya.Â
Di satu sisi novel ini menceritakan kisah Lena dalam membesarkan anak-anaknya. Di sisi lain juga menceritakan perkembangan kota Depok sejak zaman Belanda hingga zaman sekarang.
Ayah Lena Jonathans, lelaki keturunan Tionghoa bernama Thio Teng Tjun yang melarikan diri dari Tiongkok dan kemudian menjadi buruh di pelabuhan Batavia. Lalu dia mencoba peruntungannya di Depok, berguru kepada jawara setempat. Di tempat ini ia jatuh cinta pada seorang wanita yang telah menikah dan mempunyai tiga anak.Â
Sementara itu, dikisahkan pula tentang kedatangan Cornelis Chastelein, akuntan VOC yang membeli seluruh tanah di Depok. Kemudian dia membebaskan budak-budak serta memberikan mereka tanah. Inilah pembebasan perbudakan pertama di dunia.Â
Dalam catatan sejarah yang terangkum di buku Sang Penemu Depok, diceritakan bagaimana Cornelis membagikan tanahnya. Dia pun membagi mereka dalam 12 marga yang keturunannya masih ada di Depok sampai sekarang. Mereka bermukim di kawasan Depok Lama, yang dahulu menjadi ibukota Depok.Â
Mau mengetahui kisah lengkapnya? Silakan membeli buku Novel tersebut dari sang penulis. Dapatkan pengetahuan sejarah yang asyik dari penerus kota Depok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H