Sabtu, 27 Mei  adalah hari yang menggembirakan bagi saya. Soalnya saya dan beberapa teman kompasianer bisa bertemu saling melepas kangen dan tertawa bersama. Kamu merawat kekeluargaan yang terjalin sejak bertahun-tahun yang lalu.
Pemrakarsa temu kangen adalah teman-teman lawas yaitu Rahab Ganendra dan Yon Bayu Wahyono. Kali ini saya tinggal ikut dan duduk manis saja. Mereka yang mengatur dan merencanakan semuanya.Â
Lokasi yang dipilih cukup dekat, masih kawasan kota Bogor. Tepatnya di desa wisata Mulyaharja yang pernah saya kunjungi bersama komunitas Koteka. Tempat ini memang asyik karena masih dikelilingi sawah yang subur.Â
Kami berkumpul di titik pertemuan, samping stasiun Bogor yang menghadap Alun-alun. Saya datang sebelum jam 10 pagi karena menjemput Okti Li, suaminya Iwan dan putranya Fahmi. Mereka yang tinggal di Cianjur agak kuatir tersesat karena selama pandemi tidak pernah ke Bogor.Â
Setelah bertemu di depan pintu utama, kami menyusul ke samping stasiun. Di sana sudah menunggu mas Rahab. Tak berapa lama teman-teman yang lain berdatangan. Tepat pukul 10 semua peserta sudah hadir. Ada Sutiono Gunadi, Agung Han, Andri Mastiyanto, Emma Malika, Fenni Bungsu, Sukma Tom, kang Bugi dan Maria Etha. Sedangkan Shita Rahutomo serta Diah Woro langsung ke lokasi.Â
Maka berangkatlah kami menuju lokasi. Perjalanan agak macet sehingga harus melalui jalan berputar. Kamu lega ketika tiba di kampung wisata agro Mulyaharja. Mata menjadi sejuk melihat bebek berenang di sungai kecil yang jernih. Hamparan sawah yang menghijau membuat pikiran menjadi segar.Â
Mas Rahab sudah memesan satu saung yang cukup besar untuk rombongan kami. Bahkan karena telah memesan jauh-jauh hari, makanan segera dihidangkan. Masakan Sunda, nasi liwet dengan ayam goreng, ayam bakar, ikan goreng, karedok, lalapan, tahu tempe, sambal dan tak lupa kerupuk. Makanan yang menggugah selera, kami bersemangat, terasa nikmat dengan kebersamaan yang ada.Â
Selesai makan, barulah kami berbincang-bincang. Kesedihan menyelinap ketika mengenang salah satu kompasianer yang baru-baru ini meninggal dunia yaitu Diazz Dizzman . Kami akan mengenangnya sebagai sosok yang baik dan taat beribadah. Mas Diaz sosok yang pendiam, tetapi selalu ramah kepada setiap orang.
Usai berbincang-bincang, acara santai dan bebas. Nah karena kami senang membuat konten, maka tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto dan membuat video. Teman-teman menyebar untuk menemukan tempat yang sekiranya cocok untuk membuat konten.Â
Saya sendiri agak mager (malas gerak), mungkin karena sebelumnya sudah pernah mengambil foto dan video di tempat ini. Saya hanya menonton teman-teman dari dalam saung.Eh ternyata seru juga melihat tingkah mereka yang konyol.Â
Apalagi ada ide membuat konten video untuk TikTok dari Diah Woro. Dia memang aktif di tiktok jadi menguasai betul media sosial yang satu ini. Sedangkan saya tidak begitu intens di TikTok, melainkan di Instagram.Â
Salah satu ciri khas TikTok adalah banyak orang bikin konten berjoget dengan lagu yang sedang viral. Maka Diah Woro mencarikan lagu yang pas untuk kami. Ketemu lagu yang ada reff No Way. Sungguh, saya tidak tahu lagunya.Â
Seperti sutradara, dia mengarahkan kami melakukan gerakan joget yang sederhana dengan luwes. Hasilnya, membuat kamu tertawa-tawa. Ada yang masih bergerak kaku (seperti saya) dan ada yang sudah lemas.Â
Rupanya satu video tidak cukup. Teman-teman ketagihan membuat video TikTok. Kemudian mereka berpindah tempat dengan mencari gaya dan lagu baru. Saya hanya memperhatikan dari kejauhan.
Akhirnya kami membuat video terakhir sebagai penanda pertemuan. Tentunya dengan tagline Temu Kangen. Sebuah konten yang akan selalu menjadi kenangan berkesan tentang kemesraan kompasianer yang merasa sebagai keluarga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H