Sebenarnya , untuk menghindari pembiayaan tinggi karena alat berat bisa disiasati. Tidak ada keharusan untuk membeli peralatan berat tersebut. Toh, tidak selamanya akan berkutat di bisnis ini. Membangun perumahan bisa  menggunakan peralatan sewa. Hal ini yang tidak diketahui kakak ipar.Â
Memang kalau di daerah, agak sulit untuk menemukan penyewa peralatan yang kredibel. Namun kalau di pulau Jawa, justru menjadi pilihan yang menarik. Terutama bagi developer pemula, yang masih membuka perumahan skala kecil.Â
Kakak ipar saya sudah kapok, tak mau menjalankan bisnis properti lagi. Tetapi mungkin darah bisnis mengalir pada anaknya. Salah satu anaknya (keponakan saya) yang hijrah ke Depok, sekarang juga menggeluti bisnis properti.Â
Tentu saja keponakan saya tidak mau melakukan kesalahan yang sama dengan ayahnya. Dia cukup cerdas dan cermat dalam perhitungan. Pertama, dia  memulai dengan menjadi sales perumahan. Setelah berhasil, dia mengumpulkan modal membangun perusahaan bersama beberapa sahabat.Â
Keponakan saya membuat perumahan harganya yang terjangkau, tipe 36. Perumahan skala kecil, tidak lebih dari 10 unit. Perusahaan patungan itu tidak membeli peralatan berat, tapi menyewa sesuai kebutuhan. Sehingga tidak ada kerugian dalam proses pembangunan. Misalnya menyewa di scanina. Harga terjangkau dan terpelihara dengan baik. Di sini bisa juga jual alat berat bekas, jual excavator, sewa excavator, lengkap dengan harga excavator.Â
Setelah perumahan tersebut terjual seluruhnya, baru melangkah membuat perumahan di tempat lain. Juga dalam skala kecil. Keponakan saya memang berhati-hati dan tidak tergesa-gesa ingin meraih sukses. Semua butuh proses, Â hanya perlu kesabaran dan ketekunan.
Kini keponakan saya telah membangun beberapa kompleks perumahan di berbagai kawasan. Lokasinya tidak terlalu jauh, masih di wilayah Depok yang terus berkembang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H