Para pemilih muda, juga tidak mengalami tragedi kudeta berdarah yang terjadi di Istanbul. Kudeta yang berlangsung tanggal 27 Mei 2016, sebagian militer didukung tokoh sekuler berusaha menggulingkan Presiden Erdogan. Tragedi itu memakan korban jiwa ratusan orang, karena rakyat turun ke jalan menghadang pelaku kudeta. Saat itu para pemilih pemula masih anak-anak.Â
Perekonomian Turkiye Merosot
Salah satu isu yang dimainkan CHP adalah kegagalan Erdogan di bidang perekonomian. Sebetulnya hal ini tak lepas dari wabah pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia. Inflasi membumbung tinggi hingga mencapai 81%. Nilai mata uang Turkiye, Turkish Lira merosot ke level terendah sepanjang sejarah.Â
Rakyat dihadapkan pada harga-harga kebutuhan bahan pokok sehari-hari yang semakin tidak terjangkau. CHP memainkan opini bahwa Erdogan tak mampu mengendalikan inflasi. Walaupun sekarang sudah menurun sedikit demi sedikit, tetapi belum memenuhi kebutuhan masyarakat.Â
Selain itu, Turkiye juga dilanda bencana alam yang dahsyat beberapa waktu lalu. Boleh dikatakan satu provinsi, Sanliurfa hancur lebur. Ini membutuhkan pemulihan yang cukup lama. Dengan sendirinya, bencana ini kembali menggerogoti perekonomian nasional yang sedang susah payah untuk bangkit.Â
CHP banyak bertandang ke provinsi tersebut dan mencekoki masyarakat yang tertimpa bencana bahwa Erdogan tak mampu menolong mereka. CHP menebar janji kalau mereka berkuasa, rakyat di wilayah bencana akan menjadi prioritas.Â
Beberapa kasus indikasi SARA akibat ulah kaum sekuler terjadi di Ankara dan tempat lain yang menjadi kantong kekuatan kaum sekuler. Misalnya, seorang perempuan muda menyerang wanita berhijab dan memaksa menanggalkan jilbabnya. Peristiwa itu membuat trauma bagi wanita yang menjadi korban.
Karena itu, pemilu putaran kedua yang dijadwalkan tanggal 28 Mei pasti akan berlangsung lebih sengit. CHP mungkin lebih gencar melakukan provokasi pada swing voters. Di sisi lain, kita bertanya-tanya, akan kemana suara dari dua kandidat Aliansi Ata? Erdogan atau Kilicdoglu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H