Selama menunggu makanan utama datang, maka kita dapat menikmati camilan seperti gorengan. Ada tempe mendoan, pisang goreng serta singkong goreng. Pisang goreng itu manis sekali rasanya. Rupanya terbuat dari pisang kepok matang.Â
Tidak lupa saya minta minuman favorit yaitu kopi. Tak disangka ada kopi madu. Jadi, kita menikmati kopi tidak menggunakan gula melainkan madu. Namun saya juga memesan minuman segar yang diberi nama Seruni. Minuman ini menggunakan sereh dan jeruk nipis, segar dan sehat.Â
Selama makan, kita dihibur alunan musik keroncong dengan lagu-lagu Barat. Ini sangat sesuai dengan suasana romantis malam yang temaram. Kalau akhir Minggu, malah ada musik hidup dengan penyanyi lokal.
Pemberdayaan masyarakat
Siapa yang menyangka di balik berdirinya kafe ini adalah sebuah niat yang mulia. Kopi Lumbung Mataram berdiri ketika masa pandemi dua tahun lalu. Keluarga yang mengelola kafe ini berusaha membantu dengan melakukan pemberdayaan agar tidak terpuruk akibat pandemi.Â
Salah satunya dengan menggiatkan pertanian di wilayah perkotaan. Masyarakat sekitar menanam sayur mayur yang mudah tumbuh dan banyak dikonsumsi. Hasil dari pertanian itu dimanfaatkan untuk masakan yang disajikan di Kopi Lumbung Mataram.Â
Selain itu, manajemen Kopi Lumbung Mataram memberi kesempatan pada orang-orang yang pra lansia untuk berekspresi. Mereka yang pandai menyanyi dan memainkan musik, mengisi musik hidup dengan irama keroncong.Â
Pesta kebun dan pernikahan
Melihat dan menikmati suasana romantis di Kopi Lumbung Mataram membersitkan ide di kepala saya. Bayangkan jika Kopi Lumbung Mataram menjadi tempat pesta kebun atau pernikahan. Ini sangat memungkinkan.
Nah, jika ada di antara kalian yang ingin mencoba menyelenggarakan pesta kebun atau pernikahan, bisa mempertimbangkan hal ini. Jadilah suatu momen yang tak terlupakan sepanjang hayat. Bagaimana?Â