Bagaimana dengan wiken kamu kemarin? Aku dong, belum move on dari kemping bersama teman-teman Koteka di Arjuna bootcamp. Lokasi Arjuna bootcamp ada di punggung gunung Salak, sekitar 800 MDPL, menghadap gunung Pangrango. Ini tempat hidden gem, bener deh aku tidak menyangka ada tempat keren seperti ini.Â
Oke, aku ceritakan dari awal ya. Setelah janjian jam 15.30 WIB di stasiun Bogor, kami lanjut ke lokasi. Butuh waktu dua jam untuk menuju Arjuna bootcamp, apalagi saat itu harus melewati kemacetan yang biasa terjadi di kota Bogor. Dengan mengandalkan google map, kami berusaha mencapai lokasi.Â
Alhamdulillah setelah Maghrib berhasil juga tiba di Arjuna bootcamp. Wah, ternyata luas sekali tempatnya. Ada beberapa bangunan yang disediakan untuk penginapan, ada pula area khusus untuk kemping. Kalau kami, jelas mau kemping.Â
Setelah salat, aku ikut berkumpul di kedai 1311, ruangan serbaguna yang terbuka. Nah pemandangan dari tempat ini bukan main indahnya. Nun di kejauhan tampak gunung Pangrango yang anggun, dikelilingi awan kelabu. Matahari memang mulai tenggelam dengan menyisakan sedikit cahaya jingga.Â
Ramah tamah dengan pengelola Arjuna bootcamp berlangsung ceria dan menarik. Pak Arjuna adalah pemilik Arjuna bootcamp yang humble dan rendah hati. Lalu ada Pak Tonang, yang juga merupakan tetangga dekat mas Ony Jamhari (ketua Koteka), dan Pak Unggul yang menguasai operasional area bootcamp ini.Â
Ternyata Pak Arjuna hobi bermusik. Kami disuguhi live music dari band, dengan beliau sebagai vokalis dan gitaris. Eh, kami jadi ikut teriak-teriak dan jingkrak-jingkrak. Sungguh malam yang meriah dan menggembirakan.
Fasilitas penginapanÂ
Fasilitas penginapan, tersedia dalam beberapa tipe yang bisa kita pilih. Aku melihat ada beberapa villa. Villa terbesar, salah satunya ada di samping kedai 1311. Villa ini memiliki tiga kamar luas dengan teras menghadap gunung Pangrango.Â
Kemudian ada pula tipe dormitori yang menampung banyak orang dalam satu ruangan. Aku melihat salah satu ruangan tersebut, dengan ranjang tingkat. Kira-kira dapat menampung 18 orang. Jadi, kalau membuat acara besar dengan jumlah 100 orang, gunakan saja tipe dormitori. Kamar mandi pun  berderet tak jauh dari tempat ini.Â
Selain itu ada empat buah rumah bambu yang estetik. Rumah berbentuk panggung mengingatkan aku pada rumah di pedesaan. Rumah bambu menampung dua orang saja. Sudah disediakan dua spring bed di dalamnya, cocok untuk bestie atau pasangan suami istri.Â
Tipe lainnya adalah villa kayu dengan dua kamar. Biasanya disewa oleh satu keluarga atau rombongan yang tidak terlalu besar. Paling tidak, mampu menampung 10 orang. Â Letaknya ada yang di depan barak atau tipe dormitori.Â
Sedangkan kami, tidur di dalam tenda. Area kemping ada di bagian atas. Ini justru suatu keberuntungan, karena bisa melihat seluruh pemandangan, baik lembah maupun gunung. Ada tujuh tenda yang disediakan untuk kami, masingmasing berkapasitas dua orang. Tapi di tenda saya ada tiga orang karena jumlah perempuan yang ikut, ganjil.Â
Karena cuaca cerah lumayan bagus, tidak hujan, maka kami ngobrol saja di depan tenda. Gunung Pangrango tetap terlihat dalam bayang-bayang malam. Dan di bawah, lembah kawasan Cibodas. Cantik untuk dinikmati.Â
NB: lanjut di artikel berikutnya.
. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H