Keterangan yang berbeda-beda dari Polandia, Ukraina dan NATO memperlihatkan bahwa penembakan rudal ke Polandia adalah fitnah untuk Rusia. Ini merupakan drama yang diciptakan dengan tergesa-gesa sehingga tidak terjadi kekompakan di antara mereka.
Faktanya, Rabu lalu Zelensky mengatakan kepada NATO bahwa Ukraina akan mencegat rudal Rusia. Karena itu ada kemungkinan bahwa Ukraina yang menembakkan rudal tersebut dan jatuh di Polandia.
Presiden Polandia sendiri tidak berani secara terang-terangan menuduh Rusia. Sebab, tidak ada bukti kongkrit bahwa yang menembakkan rudal itu adalah Rusia. Dia masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.Â
Mungkin saja rudal tersebut memang buatan Rusia. Tetapi rudal itu dimiliki oleh Ukraina dan NATO, hasil rampasan pada bentrokan sebelumnya. Bukankah Zelensky mengklaim berhasil merebut beberapa pertahanan militer Rusia?Â
Sandiwara ini terkesan diciptakan dengan tergesa-gesa. Kenapa begitu? Presiden Rusia Vladimir Putin dan presiden Ukraina Zelensky sama-sama tidak hadir secara langsung di G20. Di Bali para pemimpin seolah-olah menyerukan perdamaian. Sementara di sisi lain, mereka tetap melakukan transaksi senjata.Â
Ambisi Zelensky untuk menaklukkan Rusia dengan bantuan NATO harus diwujudkan dengan berbagai cara. Soal fitnah sudah biasa dijalankan Amerika Serikat dan sekutunya. Kambing hitam selalu Rusia.Â
Meskipun pada akhirnya terungkap hari ini bahwa rudal itu ditembakkan oleh Ukraina, Sekjen NATO tetap melemparkan kesalahan pada Rusia. Invasi terhadap Ukraina yang menyebabkan insiden rudal jatuh ke Polandia.Â
Pola fitnah ini yang selalu dijalankan oleh blok Barat untuk menyudutkan Rusia. Sedangkan Rusia tidak melakukan apa-apa kecuali jika sudah diprovokasi oleh NATO. Â Istilah kita di Jakarta,"Lo jual, gue beli" . Rusia hanya meladeni tantangan NATO.Â
Perdamaian tidak akan pernah terjadi antara Ukraina dan Rusia karena yang bermain adalah NATO yang didalangi oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Hanya ada dua alasan untuk itu, transaksi senjata dan penguasaan migas.
Tapi pola ini sudah usang dan tidak efektif lagi di zaman sekarang. Lihat saja, tahun depan negara-negara blok Barat akan kelimpungan karena krisis ekonomi dan migas.Â