Enaknya di sini, ada welcome drink juga lho. Bukan cocktail, tapi minuman asli merakyat yaitu bandrek. Segar dan hangat terasa di tenggorokan. Selain itu, pemilik galeri menyajikan sepiring kue. Wah, betul-betul menjadi betah berada di sini.
Kemudian perjalanan berlanjut ke galeri berikutnya. Sebagaimana galeri pertama, galeri lain juga terdapat wanita yang membatik dan  yang sedang menjahit. Perbedaannya adalah pada motif dan desain. Di sini juga ada tas, syal, sarung bantal dan sebagainya.Â
Boleh dikatakan, desa wisata Kampung Batik Cibuluh termasuk desa wisata ramah berkendara. Soalnya hampir tidak ada kendaraan yang lalu lalang kecuali motor warga. Kalau ada mobil, terpaksa diparkir jauh di depan, memanfaatkan lahan tersisa.Â
Desa wisata ramah berkendara sedang digalakkan di Indonesia, sebagai contoh adalah desa wisata Rejowinangun di Jogjakarta. Desa wisata ini binaan dari Adira Finance, yang menjadi unggulan untuk meraih wisawatan dari dalam dan luar negeri. Dalam festival kreatif lokal yang diselenggarakan baru-baru ini, salah satu program adalah menyambangi desa Rejowinangun.Â
Desa wisata merupakan daya tarik pariwisata Indonesia yang sedang naik daun. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah merupakan magnet bagi turis asing. Apalagi Indonesia telah dinobatkan sebagai negara terindah tahun 2022 versi majalah Forbes .Â
Memang untuk mencapai target, diperlukan kerjasama dari semua pihak. Bukan hanya pemerintah tapi juga sektor swasta yang memiliki kepedulian seperti Adira Finance. Selain itu juga tak kalah penting peran stakeholder yang dapat membantu menyalakan gen kreatif masyarakat.Â
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah aspek penunjang desa wisata. Misalnya, akses transportasi, kuliner, penginapan, pemandu lokal dan lain-lain. Di samping itu, publikasi harus dioptimalkan, baik melalui media mainstream maupun media sosial. Jika  desa wisata di Indonesia telah mendunia, maka otomatis meningkatkan perekonomian rakyat dengan meningkatkan pendapatan perkapita.Â
Insya Allah. Â