Beberapa hari yang lalu, ada insiden pelemparan tomat ke lukisan karya pelukis legendaris Belanda Vincent Van Gogh yang dilakukan oleh dua orang aktivis remaja Just Stop Oil di galeri London. Insiden itu membuat masyarakat Inggris terkejut. Dua aktivis muda tersebut segera ditangkap dan galeri disterilkan.Â
"Apa yang lebih berharga? Seni atau bumi? Apakah itu lebih berharga dari keadilan? Apakah anda lebih peduli tentang perlindungan lukisan atau planet dan orang-orang kita?" Teriak aktivis tersebut.Â
Namun sebenarnya kedua aktivis itu tidak hanya bicara tentang seni. Lebih jauh lagi, mereka sedang menyampaikan protes yang sangat penting. Di antaranya adalah kondisi perekonomian yang gonjang ganjing. Mereka menyinggung akan biaya hidup yang tinggi, Â jutaan orang kelaparan dan kedinginan. Bahkan ada yang tidak mampu memanaskan sup tomat.Â
Perekonomian Inggris sedang tidak baik-baik saja. Karena itu, Menteri Keuangan Inggris dipecat karena dianggap tidak mampu mengubah keadaan dengan kebijakan yang rancu.Â
Kontradiksi
Ironinya, Perdana Menteri Inggris yang baru, Lizz Truss sendiri juga belum memperlihatkan langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan perekonomian negara kerajaan ini. Lizz Truss berasal dari partai konservatif yang menggantikan Boris Johnson 9 September lalu.Â
Justru Lizz Truss dapat membuat Inggris semakin jauh terperosok. Ibaratnya bagai mendapat buah simalakama, maju kena mundur kena. Lizz Truss belum mengeluarkan terobosan yang mampu menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi Inggris.Â
Pada waktu berpidato, Lizz Truss secara terang-terangan mengatakan bahwa ia adalah seorang zionis dan pendukung Israel. Maka besar kemungkinan dia akan lebih memperkeruh hubungan Inggris dengan negara-negara teluk.Â
Lizz Truss dapat membawa Inggris pada berbagai macam konflik yang menguras biaya. Dan ini merupakan bahaya besar bagi kestabilan ekonomi yang didambakan oleh rakyat Inggris.Â
Israel tentu saja sangat senang karena Inggris tetap menjadi sekutu terdekat bersama Amerika Serikat. Israel akan memanfaatkan Inggris untuk kepentingannya. Antara lain, menguasai Palestina dan negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan.Â
Bisa dipastikan bahwa Inggris juga mendukung Ukraina untuk tetap berperang melawan Rusia. Sebagaimana Israel, Inggris menjadi pemasok senjata. Pola lama yang selalu diterapkan oleh negara-negara zionis, senjata sebagai pinjaman atau hutang yang suatu saat akan ditagih.Â
Sayangnya dalam kondisi sekarang ini, di mana dunia menghadapi resesi ekonomi tahun depan, kebijakan Inggris sama saja dengan bunuh diri. Jika Lizz Truss mengabaikan pesan-pesan yang disampaikan oleh para aktivis, maka bersiaplah Inggris memasuki fase "kegelapan".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H