Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahsa Amini dan Politik Pembusukan Iran dari Dalam (Bagian Pertama)

3 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 3 Oktober 2022   17:10 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Mahsa Amini yang dibawa pendemo (dok.AP/Markus Schreiber)

Maka, sangat relevan jika kita menduga apakah Mahsa Amini merupakan martir yang dipasang untuk membuat instabilitas politik di Iran. Kalau benar, rencana itu hampir berhasil. Demonstrasi membela Mahsa Amini menimbulkan kerusuhan yang memakan 45 korban jiwa. Setelah itu masih ada gelombang protes di beberapa tempat serta di negara-negara lain. 

Namun Presiden Iran saat ini, Ebrahim Raisi cukup menyadari potensi instabilitas karena peristiwa Mahsa Amini. Di satu sisi memerintahkan pengusutan terhadap aparat terkait, di sisi lain berusaha meredam kegelisahan masyarakat. Kalau salah langkah, politik pembusukan Iran dari dalam akan berjalan sesuai rencana negara adidaya. 

2. Provokasi untuk memberontak kepada pemerintah Iran, sangat gencar di  dunia maya, melalui media sosial dari jejaring internet. Padahal media-media mainstream justru tidak banyak memberitakan. 

Hal ini mengingatkan peristiwa di Mesir, di mana CIA menggunakan Facebook untuk mengobarkan pemberontakan. Akibatnya, Jenderal Abdul Fattah As-Sisi berhasil menggulingkan pemerintah yang sah. 

Berbeda halnya dengan Ebrahim Raisi, yang segera mengambil tindakan untuk mematikan internet. Langkah jitu untuk meredam gejolak di dalam negeri.  Walaupun reaksi di dunia internasional masih berlangsung setidaknya keamanan di dalam negeri bisa dikendalikan. 

(Bersambung Bagian Dua)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun