Produk Halal Indonesia Go Internasional Melalui Muslim Life Fest & Muslim Life Trade

Perekonomian Indonesia melemah? Ah itu hanya sementara. Pandemi Covid 19 ternyata tidak menyurutkan semangat para entrepreneur untuk terus berkarya. Kini saatnya bangkit kembali mengepakkan sayap terbang lebih tinggi.

Begitulah tekad para pelaku bisnis produk halal dan industri syariah Indonesia. Mereka menggebrak dengan menggelar event Muslim Life Fest dan Muslim Life Trade, tanggal 26-28 Agustus mendatang di Indonesia Convention Exhibition BSD (ICE BSD). 

Tidak tanggung-tanggung, area seluas 10.000 M2 akan dipenuhi oleh 298 exhibitor dari 12 kategori. Mereka berasal dari Jabodetabek dan daerah-daerah lainnya. Produk yang ditampilkan berupa kebutuhan pokok, busana, edukasi islami, hobi dan komunitas, buku-buku agama Islam, travel,  produk kecantikan hingga kuliner halal. 

Pada event ini ada yang spesial, yaitu Muslim Life Trade yang merupakan area khusus untuk perdagangan ekspor produk halal ke sejumlah negara. Di sini kita akan menemukan partner perusahaan-perusahaan dari negara sahabat seperti Jepang, Malaysia, Bahrain, Pakistan dan sebagainya.

Muslim Life Trade menjadi jembatan untuk mempertemukan pembeli dan penjual, mitra bisnis antar negara. Nah, entrepreneur Indonesia memiliki kesempatan untuk memperluas jaringan hingga berkiprah di perdagangan internasional.

Perlu disadari, selama ini masyarakat Indonesia menjadi sasaran market produk halal dari negara lain. Hal ini disebabkan penduduk Indonesia paling banyak menganut agama Islam. Padahal, kita sendiri memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri halal. 

Salah satunya adalah bahan baku industri halal tersedia berlimpah di dalam negeri. Tinggal bagaimana kita mengolah dan memproduksinya secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan dunia. Kalau digarap dengan baik, jelas akan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia. 

Menurut Rachmat Suparmas Marpaung, Ketua KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia), peluang produk halal di mancanegara sangat besar. KPMI mengarahkan anggota agar mengenali potensi pasar ekspor produk halal. 

Memang benar, sebab ada banyak negara Islam yang bisa menjadi target pemasaran. Meski begitu, juga terbuka untuk negara-negara non muslim. 

Di sisi lain, ada ancaman resesi ekonomi dunia. Bahkan Sekjen PBB telah memperingatkan akan hal ini. Tahun depan diprediksi akan menjadi masa yang "gelap" bagi perekonomian dunia. Presiden Jokowi juga wanti-wanti agar masyarakat Indonesia bisa mengantisipasi.

Namun bukan berarti kita akan menyerah dan pasrah. Selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha. Apalagi kita berpegang teguh pada Tuhan yang Maha Kuasa. Para pelaku usaha harus optimis dan yakin bisa berhasil. Oleh sebab itu sangat penting untuk bergandengan tangan, saling dukung sebagaimana yang menjadi tema event Muslim Life Fest dan Muslim Life Trade.

Buktinya, Indonesia termasuk negara yang bertahan dari gempuran pandemi. Inflasi sangat tinggi dialami banyak negara di dunia. Bahkan tingkat inflasi yang melanda  Turki mencapai 79%. Alhamdulillah Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi sehingga perekonomian lebih stabil.

Karena itu, momen Muslim Life Fest dan Muslim Life Trade diharapkan mampu membangkitkan perekonomian umat. Di samping itu juga, mengajak para peserta untuk bangkit berkarya, berproduksi dan bermuamalah kembali secara offline.  

Event ini menjanjikan kesuksesan. Kenapa? Karena pada event sebelumnya, Muslim Life Fair di Jakarta dan Yogyakarta mampu menyedot pengunjung hingga membludak. Tak salah jika Deddy Andu,  Direktur PT Lima Event Indonesia yang menjadi penyelenggara sangat optimis.

Muslim Life Fest dan Muslim Life Trade mendapat dukungan dari KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah), kementerian koordinator perekonomian, Bank Indonesia dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). 

Langkah berikutnya adalah mendorong peningkatan ekspor produk halal Indonesia ke mancanegara. Maka target untuk mewujudkan Indonesia menjadi Pusat Produsen Produk Halal Tahun 2024 akan tercapai.