Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Evaluasi Gelaran Formula E di Ancol

5 Juni 2022   19:20 Diperbarui: 5 Juni 2022   19:23 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UMKM kopi milik anggota Clickompasiana (dok.pri)

Secara umum, gelaran event Formula E tampak sukses. Setidaknya, kehadiran presiden Jokowi memperlihatkan bahwa Event ini cukup penting untuk mengangkat nama Indonesia di mata masyarakat internasional. 

Terlepas dari pro dan kontra soal bangunan yang sempat runtuh dihajar angin atau ketua panitia yang memborong tiket, kita patut menghargai upaya gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyelenggarakan event berskala internasional. 

Tanda masuk event formula E (dok.pri)
Tanda masuk event formula E (dok.pri)

Dalam pengamatan saya selama berada di Ancol, ada beberapa hal yang harus dievaluasi agar kelak bisa membuat event yang lebih baik. Jangan sampai perhelatan internasional mengecewakan banyak pihak. 

Lima hal yang harus diperbaiki adalah:

1. Tribun penonton tampak agak kosong.

 Hal ini karena pemilik tiket kelas Ancol festival tidak boleh masuk. Padahal sebuah event selayaknya ramai oleh penonton. Apalagi event ini diikuti oleh pembalap internasional. 

Alhasil, image yang tersiar ke luar kurang baik. Banyak orang mengira masyarakat Indonesia (khususnya Jabodetabek) tidak suka menonton formula E. Perlu diketahui, tiket terbanyak adalah jenis Ancol festival. 

2. Kurang koordinasi

Maju mundurnya waktu pelaksanaan merupakan gambaran kurang koordinasi penyelenggaraan. Begitu pula dengan sponsor yang tidak pasti. Meski akhirnya berhasil menggaet beberapa brand ternama untuk mendukung event.

Koordinasi di lapangan juga kurang baik, terlihat dengan tidak sinkronnya keterangan staf panitia di tempat yang berbeda. Mereka tidak dibekali pengetahuan yang cukup tentang Ancol itu sendiri.

Saya menanyakan lokasi saja, mereka kebingungan dan melempar lagi kepada orang lain. Jawaban yang benar justru saya dapatkan dari petugas kebersihan yang sedang menyapu sampah. 

3. Panggung musik dan layar lebar terpisah-pisah berjauhan.

Mungkin tujuannya agar pengunjung menyebar secara merata, tapi akibatnya mereka hanya berada di satu area saja. Kalau mau pindah area cukup jauh berjalan beberapa kilometer. 

Secara logika, jika panggung cukup satu, maka konser musik dihadiri dan dinikmati oleh semua pengunjung. Apalagi band yang beraksi tentu berharap ditonton sebanyak-banyaknya. 

4. UMKM terlalu disebar

Tenda stand UMKM disebar mengikuti panggung musik. Ini menyebabkan pengunjung tidak maksimal mengunjungi dan membeli produk yang dijual. Pengunjung yang hadir di satu  area , tidak mendatangi area yang lain karena jarak yang jauh.

UMKM kopi milik anggota Clickompasiana (dok.pri)
UMKM kopi milik anggota Clickompasiana (dok.pri)

Kalau pameran produk UMKM dipusatkan dalam satu area, memungkinkan semua pengunjung datang. Mereka juga memiliki banyak pilihan untuk membeli produk yang menarik. Dengan demikian, UMKM bisa meningkat penjualannya.

5. Kendaraan kurang memadai

Pengunjung dilarang membawa kendaraan pribadi kecuali pejabat dan panitia. Memang disediakan bus wara-wiri untuk mobilitas pengunjung, sayang jumlahnya kurang memadai. Ditambah lagi, tidak setiap bus menuju tempat yang sama.

Setiap pengunjung yang ingin berpindah area harus berebut naik bus wara-wiri tersebut. Kemudian, kita harus berganti bus atau transit. Tidak ada bus yang langsung menuju tempat yang kita inginkan. Ini membuat lelah dan stres.

Ada orang-orang yang nekad berjalan kaki seperti saya dan teman-teman. Kaki ini terasa "gempor".  Lebih sulit lagi ketika ingin pulang, keluar dari area Ancol tidak mendapatkan bus wara-wiri, jumlahnya sudah dikurangi dan berebut. 

Namun nilai plus dari penyelenggaraan event Formula E ini, banyak keluarga bisa piknik. Anak-anak menikmati wahana di Dufan, Atlantis atau sekedar berlarian di pantai. Sedangkan yang dewasa menikmati konser musik yang selama pandemi tidak ada. Saya terhibur oleh penampilan Padi dan Kotak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun