Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wajah Baru Sarinah, Indonesia Banget

23 Maret 2022   18:09 Diperbarui: 23 Maret 2022   18:17 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di depan mural (dok.pri)

Siapa yang tidak mengetahui tentang Sarinah? Pusat perbelanjaan pertama yang dibangun pada era presiden pertama RI Soekarno. Sarinah menjadi salah satu ikon ibukota Jakarta, bahkan juga ikon Indonesia. Karena itu tak heran jika pernah menjadi sasaran bom teroris.

Sarinah sebetulnya adalah nama seorang wanita yang dahulu mengasuh Bung Karno saat masih kanak-kanak. Wanita sederhana yang menjadi gambaran kepribadian perempuan Indonesia, penuh kasih sayang, sabar dan bijaksana.

Saya teringat masa kecil ketika diajak almarhum Bapak ke gedung Sarinah. Saya takjub melihat kemegahannya. Waktu itu belum terlalu banyak gedung tinggi seperti sekarang. Sarinah menjadi tempat impian rakyat jelata. Saya senang sekali main kuda-kudaan di sana, yang menggunakan koin dicemplungkan.

Mungkin karena itu, puluhan tahun kemudian Sarinah menjadi tempat favorit saya. Lokasinya memang strategis, mudah dicapai dengan kendaraan apapun. Biasanya saya mampir makan dan ngopi di gerai McDonald's sambil menikmati suasana. 

Kalau ingin membeli sesuatu yang berkualitas dan barang impor dengan harga yang tidak terlalu mahal, di sini tempatnya. Pusat perbelanjaan lain mematok harga yang lebih tinggi. Itulah sebabnya saya suka berbelanja di tempat ini.

Namun dua tahun terakhir, selama pandemi Sarinah ditutup untuk umum. Menteri BUMN, Erick Thohir memerintahkan renovasi secara besar-besaran untuk Sarinah. Kebetulan pengunjung sedang sepi imbas pandemi Covid 19, sehingga renovasi berjalan sesuai rencana.

Menurut Erick Thohir, Sarinah akan menjadi pusat niaga untuk UMKM. Produk yang masuk adalah kualitas ekspor, terbaik di kelasnya. Semua tenant yang merupakan franchise asing tidak akan ada lagi.

Nah, setelah cukup lama menanti, akhirnya Sarinah mulai dibuka kembali Senin, 21 Maret lalu. Ahai, gembira sekali saya mendengar hal itu. Tak mau ketinggalan jauh, saya meluncur ke Sarinah kemarin, Selasa 22 Maret, bersama seorang teman.

Meski harus menembus hujan angin, saya nekad ke Sarinah. Masuk melalui pintu samping kanan yang berseberangan dengan gedung Jakarta Theatre. Sebelumnya ada gerai Dunkin'donuts di sana, sekarang berubah. Ada gerai makanan Indonesia, serta kolam ikan. 

Prokes tetap berlaku, termasuk pengecekan suhu. Saya menyusuri lantai dasar dengan interior indah. Plafon (langit-langit) dihiasi kerajinan  kayu dengan cita rasa seni yang tinggi. Di dalam, telah dijajakan aneka produk dalam negeri yang tertata rapi.

Saya di depan mural (dok.pri)
Saya di depan mural (dok.pri)

Di sudut dekat pintu depan terdapat mural kehidupan petani Indonesia. Sedangkan di sebelahnya ada sejarah tentang Sarinah. Saya terharu melihat foto Bung Karno waktu dulu. Di tengah-tengah juga ada kata-kata mutiara dari Bung Karno. 

Pesan Bung Karno (dok.pri)
Pesan Bung Karno (dok.pri)

Tangga elevator dipindah dekat mural ini, saya naik ke lantai satu. Selain berbagai macam produk, ada juga gerai masakan Indonesia dan sejenisnya. Begitu pula dengan lantai dua dan tiga, banyak produk menarik. Misalnya sepatu batik yang cantik dan seperangkat meja, kursi dan tempat tidur terbuat dari kayu jati. 

Produk tas (dok.pri)
Produk tas (dok.pri)

Memotret seperangkat cangkir kopi yang cantik (dok.pri)
Memotret seperangkat cangkir kopi yang cantik (dok.pri)
Roof top

Tak disangka ternyata ada roof top yang luas seperti taman menghadap jalan Thamrin. Gedung Bawaslu tampak jelas di seberang. Kita bisa memandang gedung-gedung menjulang atau langit Jakarta. Berhubung baru selesai hujan, agak mendung dengan semburat jingga di kejauhan.

Salah satu sudut roof top (dok.pri)
Salah satu sudut roof top (dok.pri)

Langsung saja saya membuat beberapa foto dan video untuk konten akun media sosial pribadi. Orang-orang lain yang menemukan tempat ini juga berbuat serupa. Saya melihat pemuda bule yang ternyata dari Australia, sedang menikmati pemandangan di depannya. 

Setelah puas mengeksplorasi bagian atas, saya turun ke lantai paling bawah. Tadinya ada supermarket Hero, sekarang tidak ada lagi. Di sini khusus food court, dengan makanan asli Indonesia. 

Terakhir saya keluar melalui pintu depan yang ke arah jalan Thamrin. Wah, justru perubahan paling signifikan ada di sini. Pelataran depan tidak lagi untuk parkir tapi menjadi taman dan tempat duduk bagi kita yang mau kongkow-kongkow. Asyik banget. 

Depan Sarinah (dok.pri)
Depan Sarinah (dok.pri)

Tulisan Sarinah dengan warna merah, ada di sisi kiri dan sisi kanan gedung. Tulisan bergaya tempo dulu, sederhana tapi manis. Eksterior bagian depan gedung tampak artistik. Jujur, saya senang sekali melihat transformasi Sarinah yang bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan identitas Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun