Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Standar Ganda Uni Eropa dalam Menangani Pengungsi

6 Maret 2022   17:58 Diperbarui: 6 Maret 2022   18:07 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uni Eropa (dok.vibiznews.com)

Uni Eropa menerapkan standar ganda terhadap pengungsi dari wilayah konflik. Diskriminasi ini berlaku sudah puluhan tahun, sejalan dengan garis kebijakan politik negara-negara anggota. Sebagian besar adalah sekutu Amerika Serikat, terutama Inggris dan Eropa Barat.

Amerika Serikat dan sekutunya mengobrak-abrik Timur Tengah, dan menguasai sumber daya alam di kawasan tersebut. Tetapi mereka tidak peduli dengan rakyat di negara-negara konflik yang diciptakan. Lihat saja rakyat Irak, Yaman, Suriah, Afghanistan dan Palestina.

Banyak orang yang berusaha mengungsi, ingin mencoba bertahan hidup di negara lain. Eropa menjadi tujuan karena dinilai aman dan makmur. Mereka menjadi pendatang ilegal, dengan menggunakan perahu atau kapal laut. Dengan mempertaruhkan nyawa melintasi laut dalam, mereka berharap akan mempunyai kehidupan baru yang lebih baik. Sayangnya tidak demikian.

Negara-negara Uni Eropa tidak menyambut para pengungsi dari Timur Tengah dengan baik. Orang-orang yang berusaha memasuki perbatasan, seringkali mengalahkan nasib buruk. Mereka diusir kembali dengan kekerasan. Bahkan di antaranya dibunuh dengan senjata. 

Hal itu masih berlangsung hingga sekarang. Sebagai contoh, Yunani yang tidak segan-segan melempar pengungsi ke laut. Petugas Yunani juga kerap menembaki para pengungsi. Karena itu, sangat miris mendengar pengungsi yang tewas ketika hendak mencari keselamatan di negara lain.

Namun sikap Uni Eropa terhadap pengungsi dari Ukraina sangat berbeda. Kenapa? Beberapa dugaan, karena etnis yang lebih mirip, kulit putih, rambut pirang dan bermata biru. Selain itu karena sama-sama berada di benua Eropa.

Satu hal yang jelas, hal ini disebabkan kepentingan Uni Eropa di Ukraina, yang hendak dijadikan negara boneka oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Presiden Ukraina saat ini sangat pro dengan negara-negara Barat. 

Sejatinya, Uni Eropa belum tentu menang dalam percaturan politik di Ukraina. Rusia terlalu tangguh, sangat sulit untuk dijatuhkan. Rusia di bawah Vladimir Putin menjadi perkasa, tidak seperti Uni Soviet ketika dipimpin oleh Gorbachev.

Uni Eropa justru mempertaruhkan nasibnya sendiri. Di tengah kebangkrutan ekonomi karena pandemi, harus menanggung beban pengungsi dari Ukraina. Begitulah, berlaku pepatah; siapa menabur angin akan menuai badai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun